METODOLOGI PENELITIAN EKSPRIMEN
(Exprimental Research Methodology)
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Seorang anak apabila
mendengar kata “penelitian” yang terbayang di benaknya mungkin adalah sebuah
labolatorium dengan banyak botol-botol aneh dan zat-zat kimia aneh yang apabila
dicampur akan menghasilkan hal-hal yang aneh dan tidak masuk akal seperti
terdapat dalam film-film fiksi ilmiah. Kini masih banyak juga orang dewasa yang
belum mengenal apa itu penelitian dan apa manfaat yang dapat diperoleh dalam
sebuah penelitian.
Penelitian
sebenarnya adalah suatu metode atau cara ilmiah untuk mendapatkan data atau
informasi dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Data atau informasi tersebut
dapat digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan sesuai dengan yang
diinginkan, bisa baik maupun buruk. Bukankah orang yang memiliki data atau
informasi tentunya akan memiliki kelebihan? Baik berupa kekayaan maupun
kekuasaan.
Dalam dunia
akademis, penelitian adalah sesuatu yang wajib dilakukan. Setidak-tidaknya
mahasiswa yang akan menyelesaikan pendidikannya dari setiap jenjang pendidikan
wajib mengadakan penelitian yang akhirnya dibuatkan suatu laporan hasil
penelitian dengan nama skripsi untuk jenjang S1, tesis untuk jenjang S2 maupun
disertasi untuk jenjang S3. Begitu juga tenaga pengajar perguruan tinggi
(dosen) selain mempunyai tugas mengajar juga harus melaksanakan Tri Dharma
Perguruan Tinggi yakni pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
Dalam melakukan
penelitian banyak sekali pilihan metode yang dapat digunakan. Namun tidak semua
metode cocok digunakan, metode yang dipilih harus sesuai dengan tujuan
penelitian. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam penelitia adalah
metode eksperimen. Terutama dalam penelitian pendidikan, salah satu metode yang
banyak digunakan adalah metode penelitian eksperimen.
Untuk dapat melaksanakan
suatu eksperimen yang baik, perlu dipahami terlebih dahulu segala sesuatu yang
berkait dengan komponen-komponen eksperimen.Baik yang berkaitan dengan
variabel, hakekat, karakteristik, tujuan, syarat-syarat, langkah-langkah
penelitian, serta validitas dalam penelitian eksperimen.
Selanjutnya, untuk
lebih memahami mengenai penelitian eksperimen, dalam makalah ini yang berjudul “Penelitian Eksperimen”akan
dibahas mengenai metode penelitian eksperimen beserta hal-hal yang terkait di
dalamnya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana
pengertian penelitian eksperimen?
2. Bagaimana
karakteristik penelitian eksperimen?
3. Bagaimana
rancangan penelitian eksperimen?
4. Bagaimana
teknik penelitian eksperimen?
5. Bagaimana
validitas penelitian eksperimen?
C. TUJUAN MASALAH
1. Menjelaskan
pengertian penelitian eksperimen?
2. Menjelaskan
karakteristik penelitian eksperimen?
3. Menjelaskan rancangan
penelitian eksperimen?
4. Menjelaskan langkah-langkahpenelitian
eksperimen?
5. Menjelaskan
validitas penelitian eksperimen?
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENDAHULUAN
Kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi sudah sedemikian pesatnya. Apa yang mustahil di
masa lampau menjadi keniscayaan di masa kini. Manusia kini bisa terbang bahkan
sampai ke luar angkasa itu mungkin impian dan dongeng sebelum tidur orang tua
kepada anaknya baru berapa abad yang lampau kala belum ditemukannya pesawat
terbang. Demikian juga halnya penemuan bidang teknologi informasi serta
komunikasi terbaru semakin menjadikan dunia seakan tanpa batas dan sekat. Di
bidang lain banyak penyakit aneh dan baru bermunculan, ternyata banyak pula
obat-obatan atau vaksin baru yang juga bermunculan. Kesemuanya itu tidak lepas
dari peran penelitian atau riset (research).
Peranan
riset adalah sangat vital bagi perkembangan ilmu dan pengetahuan demi kehidupan
yang lebih baik di masa depan. Dalam ilmu ekonomi dinyatakan bahwasanya sumber
daya yang ada di dunia ini sifatnya terbatas, sementara keinginan manusia
seakan tidak ada batasnya. Artinya manusia mempunyai keinginan yang sangat
tidak terbatas sementara alam ini sifatnya sangat terbatas, tetapi Allah SWT
memberi manusia ilmu dan pengetahuan untuk dapat mengelola alam yang terbatas
ini untuk bisa memenuhi semua keinginannya. Untuk memenuhi semua keinginannya
itulah manusia dengan akal dan kecerdasannya selalu mengadakan penelitian atau
riset.
Penelitian
atau riset (research) itu sendiri dapat di definisikan sebagai
penyelidikan atau investigasi yang terkelola, sistematis, berdasarkan data,
kritis, obyektif dan ilmiah terhadap suatu masalah spesifik, yang dilakukan
dengan tujuan menemukan jawaban atau solusi terkait[1].
Inti daripada riset adalah menemukan jawaban dari suatu masalah yang spesifik
secara sistematis. Jawaban-jawaban yang di dapat tentunya selain akan
memperkaya khazanah ilmu pengetahuan juga bisa digunakan untuk menjadikan
kehidupan yang lebih baik.
Metode
riset antara satu ilmu dengan ilmu yang lain selain mempunyai kemiripan
tentunya juga mempunyai suatu ciri khusus. Penelitian atau riset antara
ilmu-ilmu alam dengan ilmu-ilmu sosial tentu saja berbeda di sisi lain. Begitu
juga halnya dengan ilmu sosial, di antara cabang-cabang ilmu sosial yang ada
ternyata juga ada beberapa perbedaan. Perbedaan ini bukanlah suatu pertentangan
justru memperkaya hasil yang akan di dapat tergantung dengan apa, mengapa dan
bagaimana obyek yang akan di teliti. Salah
satu metode penelitian dari metoda penelitian ilmu sosial adalah penelitian eksperimen.
Untuk
dapat melaksanakan suatu eksperimen yang baik, perlu dipahami terlebih dahulu
segala sesuatu yang berkait dengan komponen-komponen eksperimen. Baik yang
berkaitan dengan jenis-jenis variabel, hakekat eksperimen, karakteristik,
tujuan, syarat-syarat eksperimen, langkah-langkah penelitian eksperimen, dan
bentuk-bentuk desain penelitian eksperimen. Selanjutnya, untuk lebih memahami
mengenai penelitian eksperimen, dalam makalah ini akan dibahas mengenai metode
penelitian eksperimen beserta hal-hal yang terkait di dalamnya.
B. PENGERTIAN
PENELITIAN EKSPRIMEN
Penelitian atau riset dengan pendekatan
eksprimen, adalah suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel
tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi yang terkontrol secara
ketat.[2] Hakekat penelitian eksperimen (experimental research) adalah
meneliti pengaruh perlakuan terhadap perilaku yang timbul sebagai akibat
perlakuan. Manurut Hadi (1985) penelitian eksperimen adalah penelitian yang
dilakukan untuk mengetahui akibat yang ditimbulkan dari suatu perlakuan yang
diberikan secara sengaja oleh peneliti. Sejalan dengan hal tersebut, Latipun
(2002) mengemukakan bahwa penelitian eksperimen merupakan penelitian yang
dilakukan dengan melakukan manipulasi yang bertujuan untuk mengetahui akibat
manipulasi terhadap perilaku individu yang diamati.
Penelitian eksperimen pada
prinsipnya dapat di definisikan sebagai metode sistematis guna membangun
hubungan yang mengandung fenomena sebab akibat (causal-effect relationship)[3]. Selanjutnya,
metode eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan utuk mencari pengaruh
perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan[4]
Menurut Sukardi penelitian eksperimen dalam bidang pendidikan
dibedakan menjadi dua yaitu penelitian di dalam laboratorium dan di luar
laboratorium. Sehubungan dengan subjek dalam pendidikan adalah siswa,
penelitian yang paling banyak dilakukan adalah di luar laboratorium. Hal ini
dikarenakan terdapat beberapa keunggulan yang dimiliki oleh penelitian di luar
laboratorium. Selain itu, penelitian eksperimen juga lebih cocok dilakukan
dalam bidang pendidikan.[5]
Menurut Sugiyono metode penelitian ekperimen diartikan
sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan
tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali.[6]
Metode penelitian eksperimen merupakan bagian dari metode kuantitatif. Dalam bidang fisika, penelitian-penelitian
dapat menggunakan desain eksperimen, karena variabel-variabel yang dipilih dan
variable-variabel lain dapat mempengaruhi proses eksperimen itu dapat dikontrol
secara ketat.
Penelitian eksperimen yang dianggap mempunyai derajat kepastian
paling tinggi (tidak mutlak). Peneliti membuat prediksi terhadap penelitian
eksperimen. Kondisi diatur sedemikian rupa, perlakuan terhadap objek dilakukan,
akibat suatu perlakuan diukur secara cermat, faktor luar yang mungkin
berpengaruh dikendalikan, dengan harapan derajat kepastian jawaban semakin
tinggi.[7]
Penelitian eksperimen pada prisipnya dapat didefinisikan sebagai metode
sistematis guna membangun hubungan yang mengandung fenomena sebab akibat (causal-effect
relationship). Menurut Sukardi penelitian eksperimen dalam bidang
pendidikan dibedakan menjadi dua yaitu penelitian di dalam laboratorium dan di
luar laboratorium.
Sehubungan dengan
subjek dalam pendidikan adalah siswa, penelitian yang paling banyak dilakukan
adalah di luar laboratorium. Hal ini dikarenakan terdapat beberapa keunggulan
yang dimiliki oleh penelitian di luar laboratorium. Selain itu, penelitian
eksperimen juga lebih cocok dilakukan dalam bidang pendidikan.[8] Penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai
penelitian yang di dalamnya melibatkan manipulasi terhadap kondisi subjek yang
diteliti, disertai upaya kontrol yang ketat terhadap faktor-faktor luar serta
melibatkan subjek pembanding atau metode ilmiah yang sistematis yang dilakukan
untuk membangun hubungan yang melibatkan fenomena sebab akibat.[9]
Berdasarkan definisi
dari beberapa ahli tersebut, dapat dipahami bahwa penelitian eksperimen adalah
penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian suatu treatment
atau perlakuan terhadap subjek penelitian. Jadi penelitian eksperimen dalam
pendidikan adalah kegiatan penelitian yang bertujuan untuk menilai pengaruh
suatu perlakuan/tindakan/treatment pendidikan terhadap tingkah laku
siswa atau menguji hipotesis tentang ada-tidaknya pengaruh tindakan itu jika
dibandingkan dengan tindakan lain.
Berdasarkan
definisi dari beberapa ahli tersebut, dapat dipahami bahwa penelitian eksperimen
adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian suatu treatment
atau perlakuan terhadap subjek penelitian. Jadi penelitian eksperimen dalam pendidikan adalah
kegiatan penelitian yang bertujuan untuk menilai pengaruh suatu perlakuan/tindakan/treatment
pendidikan terhadap tingkah laku siswa atau menguji hipotesis tentang ada tidaknya
pengaruh tindakan itu jika dibandingkan dengan tindakan lain.
Penelitian
eksperimen dalam bidang pendidikan dibedakan menjadi dua yaitu penelitian di
dalam laboratorium dan di luar laboratorium.[10] Subjek
penelitian dalam pendidikan adalah siswa, penelitian yang paling banyak dilakukan adalah
di luar laboratorium. Hal ini dikarenakan terdapat beberapa keunggulan yang dimiliki oleh penelitian di luar
laboratorium, diantaranya:
a.
Variabel eksperimen dapat lebih
kuat;
b.
Lebih mudah dalam memberikan perlakuan;
c.
Dapat melakukan setting yang
mendekati keadaan sebenarnya;
d.
Hasil eksperimen lebih aktual.
Selain
itu, penelitian eksperimen juga lebih cocok dilakukan dalam bidang pendidikan. Hal ini dikarenakan dua
alasan sebagai berikut:
a.
Metode pengajaran yang lebih tepat disetting secara
alami dan dikomparasikan di dalam keadaan yang tidak bias;
b.
Penelitian dasar dengan tujuan
menurunkan prinsip umum teoritis ke dalam ilmu terapan yang sesuai dengan permasalahan yang dihadapi
oleh sekolah.
C. VARIABEL
DALAM PENELITIAN EKSPRIMEN
Dalam
penelitian eksperimen dikenal beberapa variabel. Variabel menurut Kamus Bahasa
Indonesia artinya dapat berubah-ubah, bermacam-macam, berbeda-beda atau dapat
berubah atau ikut menentukan perubahan. Variabel adalah segala sesuatu yang
berkaitan dengan kondisi, keadaan, faktor, perlakuan, atau tindakan yang
diperkirakan dapat memengaruhi hasil eksperimen. Variabel yang berkaitan secara
langsung dan diberlakukan untuk mengetahui suatu keadaan tertentu dan diharapkan
mendapatkan dampak/akibat dari eksperimen sering disebut variabel eksperimental
(treatment variable), dan variabel yang tidak dengan sengaja dilakukan
tetapi dapat memengaruhi hasil eksperimen disebut variabel noneksperimental.
Variabel
eksperimental adalah kondisi yang hendak diteliti bagaimana pengaruhnya
terhadap suatu gejala. Untuk mengetahui pengaruh varibel itu, kedua kelompok,
yaitu kelompok eksperimental dan kontrol dikenakan variabel eksperimen yang
berbeda atau yang bervariasi.
Variabel
noneksperimental sebagian dapat dikontrol, baik untuk kelompok eksperimen
maupun kelompok kontrol. Ini disebut variabel kontrol atau controlled variabel.
Akan tetapi, sebagian lagi dari variabel non-eksperimen ada di luar kekuasaan
eksperimen untuk dikontrol atau dikendalikan. Jenis variabel ini disebut variabel
ekstrane atau extraneous variabel. Dalam setiap eksperimen, hasil yang berbeda
pada kelompok eksperimen dan kontrol sebagian disebabkan oleh variabel eksperimental
dan sebagian lagi karena pengaruh variabel ekstrane. Oleh karena itu, setiap
peneliti yang akan melakukan eksperimen harus memprediksi akan munculnya variabel
pengganggu ini.
D. KARAKTERISTIK
PENELITIAN EKSPRIMEN
Ada tiga
karakteristik penting dalam penelitian eksperimen, antara lain:
a.
Variabel bebas yang dimanipulasi
Memanipulasi variabel adalah
tindakan yang dilakukan oleh peneliti atas dasar pertimbangan ilmiah. Perlakuan
tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara terbuka untuk memperoleh perbedaan
efek dalam variabel yang terkait.
b.
Variabel lain yang berpengaruh
dikontrol agar tetap konstan
Kontrol adalah merupakan
usaha peneliti untuk memindahkan pengaruh variabel lain yang mungkin
dapat mempengaruhi variabel terkait. Dalam pelaksanaan eksperimen, group
eksperimen dan group kontrol sebaiknya diatur secara intensif agar
karakteristik keduanya mendekati sama.
c.
Observasi langsung oleh peneliti
Tujuan dari kegiatan
observasi dalam penelitian eksperimen adalah untuk melihat dan mencatat segala
fenomena yang muncul yang menyebabkan adanya perbedaan diantara dua grup.
E. TUJUAN PENELITIAN
EKSPRIMEN
Tujuan
umum penelitian eksperimen adalah untuk meneliti pengaruh dari suatu perlakuan
tertentu terhadap gejala suatu kelompok tertentu dibanding dengan kelompok lain
yang menggunakan perlakuan yang berbeda. Misalnya, suatu eksperimen
dalam bidang pendidikan dimaksudkan untuk menilai/membuktikan pengaruh
perlakuan pendidikan (pembelajaran dengan metode problem solving) terhadap
prestasi belajar dan kemampuan komunikasi matematika pada siswa SMP atau untuk
menguji hipotesis tentang ada-tidaknya pengaruh perlakuan tersebut jika dibandingkan
dengan metode konvensional.
Selanjutnya,
tindakan di dalam eksperimen ada yang disebut dengan treatment, dan
diartikan sebagai semua tindakan, semua variasi atau pemberian kondisi yang
akan dinilai/diketahui pengaruhnya. Sedangkan yang dimaksud dengan menilai tidak
terbatas pada mengukur atau melakukan deskripsi atas pengaruh treatment yang
dicobakan tetapi juga ingin menguji sampai seberapa besar tingkat
signifikansinya (kebermaknaan atau berarti tidaknya) pengaruh tersebut jika
dibandingkan dengan kelompok yang sama tetapi diberi perlakuan yang berbeda.
F. SYARAT-SYARAT PENELITIAN EKSPRIMEN
Sebuah
penelitian dapat berjalan baik dan memberikan hasil yang akurat jika dilaksanakan
dengan mengikuti kaidah tertentu. Seperti halnya dengan penelitian eksperimen,
akan memberikan hasil yang valid jika dilaksanakan dengan mengikuti syarat-syarat
yang ada. Berkaitan dengan hel tersebut, Wilhelm Wundt dalam Alsa (2004)
mengemukakan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh peneliti dalam melaksanakan
penelitian eksperimental, yaitu:
1.
Peneliti harus dapat menentukan
secara sengaja kapan dan di mana ia akan melakukan penelitian.
2.
Penelitian terhadap hal yang sama harus dapat
diulang dalam kondisi yang sama.
3.
Peneliti harus dapat memanipulasi
(mengubah, mengontrol) variabel yang diteliti sesuai dengan yang
dikehendakinya.
4.
Diperlukan kelompok pembanding (control
group) selain kelompok yang diberi perlakukan (experimental group).
5.
Langkah Penelitian Eksperimen
Langkah-langkah
dalam penelitian eksperimen pada dasarnya hampir sama dengan penelitian
lainnya. Langkah-langkah dalam penelitian eksperimen yang perlu ditekankan
adalah sebagai berikut.
1. Adanya permasalahan yang signifikan untuk diteliti.
2. Pemilihan subjek yang cukup untuk dibagi dalam kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol.
3. Pembuatan atau pengembangan instrumen.
4. Pemilihan desain penelitian.
5. Eksekusi prosedur.
6. Melakukan analisis data.
Langkah-langkah pokok penelitian eksperimen
meliputi:
1. Lakukan telaah kepustakaan yang berhubungan dengan permasalahan.
2. Identifikasi dan definisikan masalahnya.
3. Rumuskan hipoteisis, tentukan faktor-faktor yang berpengaruh, dan definisikan
istilah-istilah pokok dan variabel-varibel penelitiannya.
4. Susun rencana eksperimennya dengan cara:
a) Identifikasi seluruh variabel non-eksperimental yang mungkin
mengkontaminasi eksperimen dan tentukan bagaimana untuk mengontrol variabel
tersebut.
b) Pilihlah rancangan penelitiannya.
c) Pilihlah sampel dari subyek yang representatif bagi populasi,
tentukan subyek untuk kelompok kontrol dan tentukan kelompok-kelompok perlakuan
eksperimen.
d) Pilih atau susun dan validasi instrumen yang akan digunakan untuk
mengukur hasil eksperimen.
e) Rancangkan prosedur
pengumpulan data dan kemungkinan melakukan pilot atau uji coba untuk
menyempurnakan instrumen atau rancangan.
f) Rumuskan hipotesis statistik atau hipotesis nolnya.
5. Lakukan eksperimen
6. Aturlah/susun data mentah yang diperoleh, dengan tujuan
pengaturan data tersebut akan menghasilkan kesimpulan paling baik terhadap efek
yang diperkirakan akan ada.
7. Terapkan uji signifikansi untuk menentukan taraf kepercayaan
terhadap hasil peneltian.
8. Buatlah interpretasi terhadap hasil pengujian tersebut,
berikan diskusi, dan buatlah laporannya.[12]
G. VALIDITAS
PENELITIAN EKSPRIMEN
Kata validitas
berarti dapat diterima atau absah. Istilah ini mengandung pengertian bahwa
sesuatu yang dinyatakan valid atau absah berarti telah sesuai dengan kebenaran
yang diharapkan sehingga dapat diterima dalam suatu kriteria tertentu.
Validitas dalam penelitian eksperimen mengandung beberapa kelemahan yang harus
dipertimbangkan, antara lain:
1. Validitas internal (internal validity)
Dalam setiap penelitian eksperimental yang
berkaitan dengan validitas internal mengandung beberapa kelemahan antara lain:
(a) history
Banyak kejadian di masa
lampau yang dapat mempengaruhi validitas penelitian eksperimental yang
disebabkan oleh adanya interaksi antar individu.
(b) maturation
Beberapa perubahan dapat
terjadi pada dependent variable yang berfungsi dalam kurun waktu dan bukannya
kejadian yang spesifik ataupun kondisi tertentu. Terutama berkaitan dnegan
jangka waktu pengamatan yang memakan waktu lama.
(c) testing
Proses pengujian juga dapat
menimbulkan distorsi yang akan mempengaruhi hasilhasil eksperimen.
(d) Instrumentation
Instrumen yang digunakan
dalam penelitian eksperimen kadang kala sudah tidak sesuai lagi dengan standar
yang berlaku.
(e) Selection
Peneliti kadang masih
menggunakan unsur subjektifitas dalam memilih orang yang akan dijadikan objek
eksperimen yang baik.
(f) statistical
regretion
Peneliti kadangkala
dihadapkan pada kesulitan apabila hasil yang diperoleh dalam penelitian
menghasilkan skor yang ekstrim.
(g) experiment
mortality
Dalam penelitian eksperimen
seringkali terjadi perubahan komposisi kelompok yang diobservasi. Ada anggota
kelompok yang harus didrop karena tidak sesuai dengan situasi pengetesan saat
tertentu. Selain dipengaruhi oleh validitas internal, eksperimen juga
dipengaruhi oleh validitas eksternal, antara lain:
(a)
interaction of treatments and
treatments
Kelemahan ini terjadi apabila
pengalaman responden lebih dari satu treatment. Seseorang yang dipilih sebagai
objek eksperimen mungkin pernah mengalami eksperimen yang sama maka pengamatan
kedua terhadap si responden tersebut akan menjadi bias.
(b)
interaction of testing and
treatment
Dalam eksperimen pretest, responden
harus dipekekan agar mendorong eksperimen dengan alternatif yang berbeda.
(c)
interaction of selection and
treatment
Hal ini menimbulkan pertanyaan
dalam membuat generalisasi antara beberapa kategori manusia antar grup. Sebab
diantara mereka telah terjadi hubungan original yang telah terbentuk
sebelumnya.
(d)
interaction of setting and
treatment
Antara setting penelitian
dengan treatment yang dilakukan akan terjadi interaksi diantara
keduanya. Dengan demikian interaksi keduanya akan mendukung jalannya proses
penelitian yang sedang dilakukan.
(e)
interaction of history and
treatment
Kadangkala terjadi hubungan sebab
akibat antara kejadian masa lalu dan masa sekarang yang merupakan kejadian tak
biasa dan berpotensi tidak dapat diukur dalam penelitian.
2. Validitas eksternal (ekternall validity)
Selain dipengaruhi oleh validitas internal,
eksperimen juga dipengaruhi oleh validitas eksternal, antara lain:
a.
interaction of treatments and treatments
Kelemahan ini
terjadi apabila pengalaman responden lebih dari satu treatment. Seseorang yang
dipilih sebagai objek eksperimen mungkin pernah mengalami eksperimen yang sama
maka pengamatan kedua terhadap si responden tersebut akan menjadi bias.
b.
interaction of testing and treatment
Dalam eksperimen pretest, responden harus
dipekekan agar mendorong eksperimen dengan alternatif yang berbeda.
c.
interaction of selection and treatment
Hal ini menimbulkan pertanyaan dalam membuat
generalisasi antara beberapa kategori manusia antar grup. Sebab diantara mereka
telah terjadi hubungan original yang telah terbentuk sebelumnya.
d.
interaction of setting and treatment
Antara setting penelitian dengan treatment
yang dilakukan akan terjadi interaksi diantara keduanya. Dengan demikian
interaksi keduanya akan mendukung jalannya proses penelitian yang sedang
dilakukan.
e.
interaction of history and treatment
Kadangkala terjadi hubungan sebab akibat antara
kejadian masa lalu dan masa sekarang yang merupakan kejadian tak biasa dan
berpotensi tidak dapat diukur dalam penelitian.
Selanjutnya, untuk
mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut, ada empat strategi umum yang dapat
digunakan untuk memperbaiki validitas eksternal, antara lain:
1. Menggunakan pilihan acak (randomly) untuk memilih orang,
setting, atau waktu yang digunakan dari populasi yangada agar generalisasi
menjadi lebih baik.
2. Membuat agar grup individu, manusia ataupun settingnya dibuat
heterogen. Langkah ini ditempuh jika pendekatan random tidak dapat digunakan.
3. Individu, setting, dan waktu dikonsentrasikan agar memperoleh satu
grup modal populasi.
4. Menggunakan terget populasi yang spesifik (individu, seting, waktu)
untuk memenuhi target yang ingin dicapai. Dalam setiap penelitian eksperimen
perlu diketahui persoalan-persoalan tentang internal maupun eksternal validitas
agar subjektifitas dalam penelitian dapat dihindari.
5. Proses Penelitian Eksprimen. Langkah-langkah
dalam penelitian eksperimen pada dasarnya hampir sama dengan penelitian
lainnya. Langkah-langkah dalam penelitian eksperimen yang perlu ditekankan
adalah sebagai berikut:
a. Adanya permasalahan yang
signifikan untuk diteliti.
b. Pemilihan subjek yang cukup
untuk dibagi dalam kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
c. Pembuatan atau pengembangan
instrumen.
d. Pemilihan desain penelitian.
e. Eksekusi prosedur.
f. Melakukan analisis data.
g. Memformulasikan simpulan.
H. BENTUK-BENTUK DESAIN
PENELITIAN EKSPRIMEN
Terdapat
empat bentuk desain eksperimen,[13]
yaitu:
a. Pre-experimental
(nondesign), yang meliputi one-shot case studi, one group pretestpost test,
intec-group comparison;
b. True-experimental,
meliputi posttest only
control design, pretest-control group design;
c. Factorial
experimental; dan
d. Quasi
experimental, meliputi time series design dan nonequivalent control group
design.
Bentuk-bentuk
desain eksprimen di atas apabila digambarkan dalam bentuk bagan adalah sebagai
berikut:
Gambar 1: Bentuk-bentuk Design Expriment
Penjelasan
mengenai bentuk-bentuk desain tersebut adalah sebagai berikut.
a.
Pre-Experimental Designs
(Nondesigns)
Dikatakan
pre-experiments karena desain ini belum merupakan desain sungguh-sungguh.
Masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel
dependen. Hasil eksperimen yang variabel independen. Hal ini dikarenakan tidak
adanya variabel kontrol dan sampel tidak dipilih secara random.
Dalam pre-experimental
design terdapat tiga alternatif desain sebagai berikut.
1.
One-Shot Case Study
Jenis one-shot
case study dimaksudkan untuk menunjukkan kekuatan pengukuran dan nilai
ilmiah suatu desain penelitian. Adapun bagan dari one-shot case study adalah
sebagai berikut.
X
O
X = Perlakuan
terhadap variabel independen
(Treatment of independent variable)
O = Pengamatan
atau pengukuran terhadap variabel dependen
(Observation or measurement of
dependent variable)
Bagan
tersebut dapat dibaca sebagai berikut: terdapat suatu kelompok yang diberi perlakuan,
dan selanjutnya diobservasi hasilnya.
Contoh:
Pengaruh penggunaan Komputer dan LCD (X) terhadap hasil belajar siswa (O).
2.
One-Group Pretest-Posttest Design
Perbedaan
dengan desain pertama adalah, untuk the one group pretest-posttest design, terdapat
pretest sebelum diberi perlakuan, hasil perlakuan dapat diketahui dengan
lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan.
Bentuk
bagan desain tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.
O1 X O2
O1 = nilai pretest
O2 = nilai posttest
Pretest Treatment Posttest
Pengaruh perlakuan: O1 – O2.
Desain
ini mempunyai beberapa kelemahan, karena akan menghasilkan beberapa ukuran
perbandingan. Kelemahan tersebut antara lain disebabkan oleh faktor historis (tidak
menghasilkan perbedaan O1 dan O2), maturitation (subjek penelitian dapat mengalami
kelelahan, kebosanan, atau kelaparan dan kadang enggan menjawab jika dinilai
tidak sesuai dengan nilai yang berlaku), serta pembuatan instrument penelitian.
Kejelekannya yang paling fatal adalah tidak akan menghasilkan apapun.
3.
Intec Group comparison.
Penelitian
jenis ini menggunakan satu group yang dibagi menjadi dua, yang satu memperoleh
stimulus eksperimen (yang diberi perlakuan) dan yang lain tidak mendapatkan
stimulus apapun sebagai alat kontrol. Masalah yang akan muncul dalam desain ini
adalah meyangkut resiko penyeleksian terhadap subjek yang akan diteliti. Oleh
karena itu, grup tersebut harus dipilih secara acak.
Adapun
bagan desain penelitian ini adalah sebagai berikut.
X O1
O2
O1: hasil pengukuran setengah
kelompok yang diberi perlakuan, dan
O2: hasil pengukuran setengah
kelompok yang tidak diberi perlakuan.
Pengaruh perlakuan: O1 – O2.
Contoh:
Terdapat sekelompok siswa yang mempunyai prestasi olahraga pencak
silat yang dalam setiap latihan separo di beri baju seragam (O1) dan separo
lainnya tidak di beri baju seragam (02). Setelah beberapa periode diukur
prestasinya, kelompok mana yang lebih berprestasi dalam olahraga pencak silat.
Jadi pengaruh seragam terhadap prestasi pencak silat adalah (O1 – 02).
Ketiga
bentuk desain preexperiment itu jika diterapkan untuk penelitian akan
banyak variabel luar masih berpengaruh dan sulit dikontrol, sehingga validitas
internal penelitian menjadi rendah.
b.
True Experimental Desingn
Disebut
sebagai true experiments karena dalam desain ini peneliti dapat
mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Jadi,
validitas internal (kualitas pelaksnaaan rancangan penelitian) menjadi tinggi.
Sejalan dengan hal tersebut, tujuan dari true experiments adalah untuk menyelidiki
kemungkinan saling hubungan sebab akibat dengan cara mengenakan perlakuan dan
membandingkan hasilnya dengan grup kontrol yang tidak diberi perlakuan.[14] True
experiments ini mempunyai ciri utama yaitu sampel yang digunakan untuk
eksperimen maupun sebagai kelompok kontrol diambil secara random dari
populasi tertentu. Atau
dengan kata lain dalam true experiments pasti ada kelompok kontrol dan
pengambilan sampel secara random.
Selanjutnya,
jenis penelitian yang termasuk dalam true experiments adalah: pretestposttes
control group design, posttest-only control group design, extensions of true experimental
design, multigroup design, randomized block design, latin square design,
factorial design. Adapun penjelasan mengenai jenis-jenis penelitian
tersebut dapat dielaborasi sebagai berikut.
a. Pretest Control Group Design
Dalam
desain ini terdapat dua grup yang dipilih secara random kemudian diberi pretest
untuk mengetahui perbedaan keadaan awal antara group eksperimen dan group
kontrol. Hasil pretest yang baik adalah jika nilai group eksperimen tidak berbeda
secara signifikan.
Bagan
dari desain penelitian tersebut adalah sebagai berikut.
R O1 X O3
R O2
O4
Pengaruh perlakuan adalah:
(O2 - O1) - (O4 - O3).
b. Posttest-Only Control Group Design
Dalam
desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random (R).
Grup pertama diberi perlakuan (X) dan grup yang lain tidak.
Bagan penelitian ini adalah sebagai berikut.
R X O1
R O2
Pengaruh
adanya perlakuan adalah (O1:O2). Dalam penelitian, pengaruh perlakuandianalisis
dengan uji beda menggunakan statistik t-test. Jika ada perbedaan yang signifikan
antara grup eksperimen dan grup kontrol maka perlakuan yang diberikanberpengaruh
secara signifikan.
c.
Factorial Design
Desain
merupakan modifikasi dari design true experimental, yaitu dengan memperhatikan
kemungkinan adanya variabel moderator yang mempengaruhi perlakuan (variabel
independen) terhadap hasil (variabel dependen). Semua grup dipilih secara
random kemudian diberi pretest. Grup yang akan digunakan untuk penelitian
dinyatakan baik jika setiap kelompok memperoleh nilai pretest yang sama.dapat
digambarkan sebagai berikut:
R O1
X Y1 O2
R O3 Y1 O4
R O5 Y2 O6
R O7 X Y2
O8
Pada
desain ini semua kelompok dipilih secara random, kemudian masing-masing diberi
pretest. Kelompok untuk penelitian dinyatakan baik, bila kelompok nilai pretest
nya sama. Jadi O1 = O2 = O3 = O4. Dalam hal ini variabel moderatornya adalah Y1
dan Y2.
Contoh:
Dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh metode pemasaran
tertentu terhadap nilai penjualan. Untuk itu dipilih empat kelompok secara
random. Variabel moderatornya adalah jenis kelamin, yaitu laki-laki (Y1 dan
perempuan (Y2).
Treatment/perlakuan
(metode pemasaran baru) dicobakan pada kelompok eksprimen pertama yang telah
diberi pretest (O1 = kelompok laki-laki) dan kelompok eksprimen kedua yang
telah diberi pretest (O5 = kelompok perempuan).
Pengaruh
perlakuan (metoda pemasaran baru) terhadap nilai penjualan barang untuk
kelompok laki-laki =
(O2 – O1) – (O4 – O5)
Pengaruh
perlakuan (metoda pemasaran baru) terhadap nilai penjualan barang untuk kelompok
perempuan =
(O6 – O5) – (O8 – O7)
Bila
terdapat perbedaan pengaruh metode pemasaran terhadap nilai penjualan antara
kelompok pria dan wanita, maka penyebab utamanya bukan karena treatment yang
diberikan (karena treatment yang diberikan sama), tetapi karena adanya variabel
moderator, yang dalam hal ini adalah jenis kelamin. Pria dan wanita menggunakan
metoda pemasaran yang sama, tetapi pada umumnya kelompok wanita lebih berhasil
dalam pemasaran.
d.
Quasi Experimental Design
Bentuk
desain eksprimen ini merupakan pengembangan dari true exprimental design yang
sulit dilaksanakan. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat
berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi
pelaksanaan eksprimen. Walaupun demikian desain ini lebih baik dari pre
exprimental design . Quasi exprimental design digunakan karena pada
kenyataannya sulit mendapatkan kelompok kontrol yang digunakan dalam
penelitian.
Quasi experimental disebut juga dengan eksperimen pura-pura. Bentuk desain
ini merupakan pengembangan dari trueexperimental design yang sulit
dilaksanakan. Desain ini mempunyai variabel kontrol tetapi tidak digunakan
sepenuhnya untuk mengontrol variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan
eksperimen. Desain digunakan jika peneliti dapat melakukan kontrol atas
berbagai variabel yang berpengaruh, tetapi tidak cukup untuk melakukan
eksperimen yang sesungguhnya. Dalam eksperimen ini, jika menggunakan random tidak
diperhatikan aspek kesetaraan maupun grup kontrol.
Bentuk-bentuk
quasi experiments antara lain yaitu Time Series Design dan Nonequivalent
Control Group Design
a. Time
Series Design
Ciri
desain ini adalah grup yang digunakan tidak dapat dipilih secara random. Sebelum
diberi perlakuan, grup diberi pretest sampai empat kali, dengan maksud untuk
mengetahui kestabilan dan kejelasan keadaan grup sebelum diberi perlakuan. Jika
hasil pretest selama empat kali ternyata nilainya berbeda-beda, berarti grup tersebut
dalam kondisi tidak stabil dan tidak konsisten. Setelah kondisi tidak labil maka
perlakuan dapat mulai diberikan.
O1 O2 O3 O4 X O5 O6 O7 O8
Hasil tes yang baik adalah O1 = O2 = O3 = O4 dan hasil
perlakuan yang baik adalah O5 = O6 = O7 = O8. Besarnya pengaruh
perlakuan adalah = (O5 + O6 + O7 + O8) – (O1 + O2 + O3 + O4).
Kemungkinan hasil penelitian dari desain ini apabila dilihat dalam
bentuk grafik dapat terlihat seperti di bawah ini:
Gambar 2: Berbagai kemungkinan hasil penelitian
menggunakan desain time series.
Hasil penelitian paling baik ditunjukkan pada grafik A. Hasil
pretest menunjukkan kelompok stabil dan konsisten (O1=O2=O3=O4) setelah
diberi perlakuan keadaannya meningkat secara konsisten (O5=O5=O7=O8).
Grafik B memperlihatkan ada pengaruh perlakuan terhadap kelompok
yang sedang di eksprimen, tetapi setelah itu kembali lagi pada posisi semula.
Jadi pengaruh perlakuan hanya contoh. Pada waktu pelatihan, penataran
kemampuannya meningkat tetapi setelah kembali ke tempat kerja kemampuannya
kembali seperti semula.
Grafik C memperlihatkan pengaruh luar berperan daripada pengaruh
perlakuan sehingga grafiknya naik terus. Grafik D menunjukkan kelompok tidak
menentu.
b. Nonequivalent
Control Group Design
Desain ini hampir sama dengan
pretest-posttest control group design, tetapi pada desain ini group
eksperimen maupun group kontrol tidak dipilih secara random.
O1
X O2
O3 O4
Contoh:
Dilakukan penelitian untuk mencari pengaruh perlakuan senam pagi
terhadap derajat prestasi siswa sebuah sekolah. Desain penelitian dipilih satu
kelompok kelas, selanjutnya kelas tersebut diberi perlakuan senam pagi setiap
hari dan kelompok kelas yang lain tidak. O1 dan O3 merupakan
derajat prestasi siswa sebelum ada perlakuan senam pagi. O2 adalah
derajat prestasi siswa setelah diberi treatment senam pagi selama 1 tahun. O4
adalah derajat prestasi siswa yang tidak diberi perlakuan senam pagi. Pengaruh
senam pagi terhadap derajat prestasi siswa adalah (02 – O1) – (O4 – 03).
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan
pembahasan yang telah diuraikan di atas, dapat diperoleh simpulan bahwa
penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh
pemberian suatu treatment atau perlakuan terhadap subjek penelitian.
Metode
eksperimen merupakan metode yang paling produktif karena jika dilakukan dengan
baik akan dapat menjawab hipotesis yang utamanya berkaitan dengan hubungan
sebab akibat. Oleh karena itu, penelitian yang sering dilakukan peneliti dalam
dunia pendidikan adalah penelitian eksperimen.
Untuk
dapat melaksanakan suatu eksperimen yang baik, perlu dipahami terlebih dahulu
segala sesuatu yang berkait dengan komponen-komponen eksperimen. Baik yang
berkaitan dengan jenis-jenis variabel, hakekat eksperimen, karakteristik,
tujuan, syarat-syarat eksperimen, langkah-langkah penelitian eksperimen, dan
bentuk-bentuk desain penelitian eksperimen.
DAFTAR PUSTAKA
Alsa, Asmadi, Pendekatan Kuantitatif
Kualitatif dalam Penelitian Psikologi,(Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2004.)
Ary, D., Jacob, L.C. and Razavieh, Introduction
to Research in Education. 3rd Edition, (New York: Holt, Rinehart and
Winston,1985)
Fred N. Kerlinger. Asas-Asas
Penelitian Behavioral. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Gay, L.R, Educational Research
Competencies for Analsis & Application. 2nd Edition. Ohio: A Bell &
Howell Company,1983)
Hadi, Sutrisno, Metodologi Research
Jilid 4. Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM, 1985
Latipun, Psikologi Eksperimen.
Malang: UMM Press,2002).
Ross, S.M., & Morrison, G.R, Experimental Research Methods. Ln D. Jonassen
(Ed.) Handbook of Research for Educational Communications and Technology.
(2nd Ed.). (pp 1021-1043). Mahwah Nj: Lawrence Erlbaum Associates,2003).
Sugiyono, Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D. (Bandung: Alfabeta,2011.)
Sukardi, Metodologi Penelitian
Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: PT Bumi Aksara,2011).
Suryabrata, Sumadi, Metode Penelitian (Jakarta: PT Raja Gravindo
Persada, 2011).
[1]
Sekaran,Uma. Research Method For Business.(Jakarta: Salemba Empat,2009).
Hal.7
[2]
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: Alfabeta:2004),hal.7-8
[3]
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan
Kompetensi dan Praktiknya,(Jakarta: PT Bumi Aksara:2011), hal.179.
[4]
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: Alfabeta:2011), hal.72
[10]
Sukardi,
Metodologi
Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya,(Jakarta: PT
Bumi Aksara 2011), hal.180
[11] Emzir, Metodologi
Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2009), hal.183.
[13]
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: Alfabeta 2010) hal.106
Komentar
Posting Komentar