Berpikir Bebas Mengatasi Pengangguran
Kata Pengantar
Problematika pengangguran adalah merupakan masalah sosial yang dihadapi
oleh banyak negara di dunia tidak terkecuali di Indonesia. Sebagai suatu
masalah sosial, pengangguran pada hakekatnya adalah merupakan masalah bersama
termasuk diri pribadi kita karena apabila banyak terjadi pengangguran di
sekitar kita maka hidup kita pun tidak akan tentram karena kriminalitas dan
masalah sosial pasti akan meningkat. Di sisi lain penganggur mungkin juga bisa
menimpa keluarga atau kerabat kita bahkan kita sendiri dengan berbagai sebab.
Mencoba mengurai benang kusut masalah pengangguran sesungguhnya sangat
berat dan banyak aspek yang bisa di kaji. Pada artikel ini penulis akan
membahasnya dari sisi penanganan atau penanggulangan pengangguran dengan
menggunakan dua pendekatan yaitu pendekatan menggunakan diagram venn dan
pendekatan menggunakan konsep pemikiran out of the box yang tidak lazim
dalam rangka berpikir kesisteman dalam memecahkan masalah.
Makalah ini juga merupakan tugas semester dari rangkaian perkuliahan akhir Berpikir
Kesisteman Dalam Pendidikan yang di ampu oleh Prof. Dr. Ekawarna,M.Psi.
Sebenarnya yang di ajarka oleh beliau ada lima pendekatan yakni: (1) diagram
venn, (2) black box, (3) versi kaufman, (4) versi haines, dan, (5) model SMF.
Dari ke lima model pendekatan tersebut penulis menggunakan pendekatan diagram
venn ditambah dengan teori lain tersendiri yakni out off the box yang penulis
rasa mampu memecahkan masalah pengangguran dengan instant walau itu merupakan
jalan terakhir dari rangkaian berpikir kesisteman dalam memecahkan masalah.
Kiranya makalah ini dapat berguna dalam memecahkan masalah pengangguran
yang semakin-lama semakin parah karena berkurangnya secara drastis
sumber-sumber daya alam yang ada di Indonesia khususnya Provinsi Jambi akibat
ulah segelintir orang yang tidak bertanggung jawab.
Lebih dan kurang penulis mohon maaf, dan kiranya wacana out off the box
yang dipaparkan di bawah hanya sekedar wacana karena kita mempunyai pemimpin
yang bisa memecahkan masalah tanpa masalah dengan solusi yang win-win
solution, sama-sama menguntungkan. Semoga.
I.
Pendahuluan
Dalam menghadapi hidup, manusia akan selalu di dera masalah.
Masalah-masalah itu bagi kebanyakan orang adalah sesuatu yang mengganggu,
tetapi bagi sebagian kecil orang adalah merupakan tantangan yang menarik untuk
dihadapi dan dijadikan jembatan untuk menuju kesuksesan. Orang-orang yang
menjadikan masalah adalah sebagai jembatan untuk mencapai kesuksesan jumlahnya
tidak banyak, dan mereka itu adalah manusia-manusia yang berpikir secara
sistem.
Cara berpikir sistem adalah salah satu pendekatan yang diperlukan agar
manusia dapat memandang persoalan-persoalan dunia ini dengan lebih menyeluruh
dan dengan demikian pengambilan keputusan dan pilihan aksi dapat dibuat lebih
terarah kepada sumber-sumber persoalan yang akan mengubah sistem secara efektif.
Dalam makalah ini, kami akan menyajikan cara memecahkan masalah dengan cara
berpikir secara sistem untuk masalah pengangguran yang merupakan problem
nasional bahkan internasional yang mulai ada semenjak revolusi industri
dicanangkan di Inggris beberapa abad yang silam. Mengapa sejak revolusi
Inggris? Karena masa sebelum itu boleh dikatakan penduduk dunia umumnya adalah
pengusaha (entrepreneur) baik yang menggarap sawah atau kebun miliknya
sendiri ataupun menjadi pedagang-pedagang dari dagangan miliknya sendiri.
Revolusi Industri merubah segalanya, banyak pedagang, petani/pekebun yang
beralih profesi menjadi karyawan atau pekerja atau buruh bahkan secara sarkas
dibilang koeli. Pedagang kehilangan toko nya dan petani/pekebun
kehilangan sawah/ladangnya untuk bekerja di pabrik-pabrik yang memproduksi
barang secara massal.
Makalah ini mungkin terlihat sangat sarka, ini sekedar hanya sebagai
penekanan bahwasanya pengangguran di Indonesia ini dapat ditanggulangi secara
bersama-sama dengan berpikir kesisteman artinya baik pemerintah, masyarakat dan
tentu saja pribadi-pribad bekerja lebih keras dalam menanggulangi secara
bersama-sama masalah pengangguran.
II.
Rumusan Masalah
Dari berita
berita media masa seperti yang kami gambarkan di atas, yang terjadi saat ini
bahwasanya di Indonesia pada tahun 2014 terdapat 7,24 juta orang pengangguran
di Indonesia. Di berita yang lain ada juga berita bahwasanya sarjana Indonesia
terbanyak kelima di dunia dan yang lebih ironis sarjana yang menganggur dari
berbagai strata ada sekitar 600 ribu orang.
Dalam makalah ini penulis merumuskan maslah bahwasanya pengangguran di
Indonesia sudah dalam tahap memprihatinkan sehingga perlu penanganan secara
serius, terpadu dan berpikir kesisteman dengan memperhatikan faktor-fakto baik
secara internal maupun eksternal.
III.
Fakta dan Data Media Massa
ANGKA PENGANGGURAN
7,24 juta orang
Indonesia adalah pengangguran
JAKARTA. Pemerintah tampaknya gagal mengatasi pengangguran karena
jumlahnya akan meningkat tahun ini. Sepanjang bulan Februari hingga Agustus
2014, jumlah pengangguran di Indonesia bertambah 0,09 juta orang dari 7,15 juta
orang meningkat 7,24 juta orang. Dengan jumlah ini, tingkat ini diprediksi akan
bertambah karena pertumbuhan ekonomi yang melambat di 5,01%
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah angkatan kerja di Indonesia
mencapai 121,87 juta orang, yang meningkat dari Agustus tahun 2013 sebesar
120,17 juta orang. Tetapi peningkatan ini juga terjadi pada tingkat
pengangguran terbuka Februari hingga Agustus 2014 sebesar 5,70% naik
5,94%.
Meski terjadi peningkatan pengangguran tahun ini, pemerintah sepertinya
dapat berbangga hati karena dibanding Agustus tahun lalu, tingkat pengangguran
berkurang 0,17% dari 7,41 juta orang menjadi 7,24 juta orang. Ini berarti
sebanyak 6,17% orang yang menganggur turun menjadi 5,94%.
Berkurangnya pengangguran dibanding tahun lalu ini dikarenakan jumlah
penyerapan tenaga kerja di beberapa sektor selama setahun terakhir naik.
Beberapa sektor itu terjadi pada sektor konstruksi yang menyerap tenaga kerja
sebanyak 930 ribu orang, kemudian sektor perdagangan sebesar 730 ribu orang dan
sektor industri 300 ribu orang.
Namun, menurut data BPS, sektor pertanian dan jasa tidak mengalami kenaikan
dalam penyerapan tenaga kerja. Penduduk Indonesia berusia 15 tahun ke atas yang
bekerja pada sektor pertanian mencapai 38,97 juta orang. Jumlah itu turun
dibanding periode yang sama tahun lalu yang mencapai 39,22 juta orang. Kepala
BPS Suryamin mengatakan ketenagakerjaan di sektor pertanian perlu diwaspadai.
"Ini sudah lama kering. Cuaca sulit diprediksi. Lusa bisa diperkirakan
hujan," ujar Suryamin di Jakarta, Rabu (5/11).
Menurut Enny Sri Hartati, Direktur Institute for Development Economy and
Finance (INDEF) menjelaskan tidak adanya penyerapan tenaga kerja di sektor
pertanian dikarenakan sektor ini mengalami produktivitas yang menurun. Hal ini
menyebabkan konversi lahan yang membuat orang-orang banyak migrasi dari
pertanian ke sektor bangunan, perdagangan dan lainnya. Sedangkan di sektor jasa
terkait konsumsi dan daya beli masyarakat, bila terjadi kenaikan daya beli
masyarakat di sektor jasa maka penyerapan tenaga kerja juga akan naik.
Enny menilai tingkat pengangguran yang berkurang 190.000 orang yang masih
sangat kecil ini, dikarenakan peningkatan penyerapan tenaga kerja lebih banyak
di sektor informal dibanding sektor formal. Ia bilang jumlah penduduk usia 15
tahun yang bekerja dengan status buruh/karyawan Agustus tahun 2014 sebesar
42,38 juta orang. Dibanding Agustus tahun lalu yang sebesar 41,12 juta orang,
capaiannya meningkat 1,26 juta.
Ia menegaskan untuk menurunkan tingkat pengangguran, pemerintahan Jokowi
harus mampu menyerap tenaga kerja di sektor riil yaitu pertanian, industri dan
pertambangan. Tuturnya ketiga sektor ini yang akan menghasilkan barang untuk
dijual, dan di dalamnya juga ada kegiatan prosesing yang melibatkan tenaga
kerja yang banyak dibutuhkan. "Kalau pemerintah fokus di sektor riil dan
memberikan insentif juga stimulus, bukan hanya perekonomian yang baik tetapi
penyerapan tenaga kerja juga akan memadai" ujar Enny.
Sarjana Indonesia Terbanyak Kelima di Dunia
Merdeka.com
- Organisasi Kerjasama Ekonomi dan
Pengembangan (OECD) menyatakan Indonesia bakal menjadi negara dengan jumlah
sarjana muda terbanyak kelima di masa depan. Situasi ini bakal terwujud paling
lambat pada 2020 mendatang.
BBC melaporkan, Kamis (12/7), data itu merupakan
proyeksi dari upaya Indonesia meningkatkan jumlah lulusan perguruan tinggi. Dua
tahun lalu, Indonesia menyumbang empat persen sarjana berusia 25-34 dari 129
juta mahasiswa di seluruh negara anggota G-20.
Pada
2020, OECD memperkirakan jumlah itu bakal bertambah menjadi 6 persen.Sehingga,
Indonesia sekaligus mengalahkan Inggris, Jerman, dan Spanyol, sebagai negara
penyumbang sarjana muda terbanyak. Bahkan pada masa-masa itu kemungkinan besar
jumlah sarjana terdidik negara ini tiga kali lebih banyak dibanding Prancis.
Selepas
Perang Dunia II, kemajuan sebuah negara diukur dari berapa banyak lulusan
perguruan tinggi setiap tahun. Jumlah mahasiswa S1-S3 yang terserap di pasar
kerja menentukan perkembangan ekonomi bangsa itu pula.
Berdasarkan
pengamatan OECD, Amerika Serikat yang selama ini berada di posisi teratas
dengan menyumbang 17 persen sarjana muda ke pasar dunia, kini kalah jauh
dibanding China, dan jatuh ke urutan tiga daftar berisi prediksi ini. Tren
negatif itu diikuti universitas-universitas Eropa yang tidak lagi banyak
menghasilkan sarjana.
Negeri
Tirai Bambu sekarang hingga 12 tahun lagi digadang-gadang tetap nomor satu
dalam urusan menyumbang jumlah sarjana ke pasar dunia. Perkembangan pengetahuan
pun diramal bergeser ke Asia, sebab setelah China, berturut-turut menguntit
India di urutan kedua, Rusia posisi keempat, lalu Indonesia.
Meski
demikian penyerapan sarjana Indonesia ke dunia kerja masih terhitung lambat, di
beberapa bidang populer seperti IT tidak sampai 10 persen per tahun. Namun OECD
menganggap kuantitas lulusan perguruan tinggi tetap menguntungkan sebuah
negara. Karena sarjana adalah tenaga terdidik yang bisa menciptakan lapangan
kerja.
Muhaimin Iskandar: 600 Ribu Sarjana
di Indonesia Jadi Pengangguran
TRIBUNNEWS.COM,
JAKARTA - Jumlah lulusan diploma maupun universitas di Indonesia yang
menjadi pengangguran jelang akhir tahun 2013, ternyata masih terbilang tinggi.
Hal itu, diakui
oleh Menteri Tenagakerja dan Transmigrasi (Menakertrans) Muhaimin Iskandar. Ia
mengungkapkan, 610 ribu dari total 7,17 juta pengangguran terbuka di Indonesia,
adalah "pengangguran intelektual" atau dari kalangan lulusan
universitas.
"Dalam
pendataan BPS, ada 610 ribu 'pengangguran intelektual' di Indonesia. Ini bisa
dikategorikan darurat SDM (sumber daya manusia), karena mereka seharusnya bisa
berkarya untuk negeri," kata Muhaimin Iskandar, seperti dalam rilis yang
diterima Redaksi
Tribun, Minggu (3/11/2013).
Rincinya, kata
Muhaimin, 190 ribu dari 610 ribu pengangguran intelektual itu adalah lulusan
pendidikan diploma I/II/III. Sementara lulusan strata I universitas yang
menganggur mencapai 420 ribu orang.
Karenananya,
Muhaimin menuturkan kondisi itu membuat Indonesia "darurat SDM" atau
kekurangan tenaga kerja profesional yang memiliki keterampilan serta kompetensi
kerja melebihi lulusan sekolah menengah atas.
"Kebijakan
peningkatan SDM Indonesia masih berkutat pada wajib belajar 6 tahun
hingga 9 tahun.Padahal hal ini tidak akan mampu meningkatkan kompetensi kerja
SDM Indonesia dalam menyongsong AEC 2015," tuturnya.
(http://www.tribunnews.com/nasional/2013/11/03/muhaimin-iskandar-600-ribu-sarjana-di-indonesia-jadi-pengangguran)
IV.
Teori Pengangguran
Pengangguran
atau tuna karya adalah orang yang tidak mempunyai pekerjaan atau orang yang
masih atau sedang mencari pekerjaan. Pengangguran seringkali menjadi masalah
dalam perekonomian indonesia. Karena pengangguran ini, produktivitas dan
pendapat dalam masyarakat berkurang dan menyebabkan timbulnya kemiskinan dan
masalah sosial lainnya. Pengangguran dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:
a.
Pengangguran
Friksional / Frictional Unemployment
Pengangguran
friksional adalah jenis yang sifatnya sementara, biasanya disebabkan oleh
kendala waktu, informasi dan kondisi geografis atau perbedaan tempat antara
pelamar kerja dengan pembuka lamaran kerja.
b.
Pengangguran
Musiman / Seasonal Unemployment
Pengangguran
musiman adalah keadaan menganggur karena adanya fluktuasi kegiaan ekonomi
jangka pendek yang menyebabkan seseorang harus nganggur.
c.
Pengangguran
Siklikal
Pengangguran
siklikal adalah pengangguran yang menganggur akibat naik turunnya siklus
ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah daripada penawaran kerja.
Pengangguran
umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak sebanding
dengan jumlah lapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya. Pengangguran
seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya
pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang
sehingga dapat menyebabkan
timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
V.
Dampak
Pengangguran
Penganggguran
merupakan masalah pokok dalam suatu masyarakat modern. Jika tingkat
pengangguran tinggi, sumber daya menjadi terbuang percuma dan tingkat
pendapatan masyarakat akan merosot. Situasi ini menimbulkan kelesuan ekonomi
yang berpengaruh pada emosi masyarakat dan dalam kehidupan keluarga
sehari-hari. Bekerja membuat seseorang mampu membeli harga diri mereka Adapun
dampak pengangguran terhadap kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat adalah
sebagai berikut.
Ekonomi adalah
merupakan urat nadi dan indikator kemakmuran suatu negara atau suatu usaha
bahkan diri pribadi. Negara yang kuat secara ekonomi bisa dipastikan
pembangunan berjalan dengan lancar, rakyat makmur karena pengangguran yang
rendah dan tentu saja tingkat kriminalitas yang juga rendah. Dilihat dari segi
ekonomi suatu negara, pengagguran memiliki dampak sebagai berikut.
1. Pengangguran
menimbulkan turunnya daya beli masyarakat, sehingga akan mengakibatkan kelesuan
dalam berusaha.
2. Pengangguran
akan menghambat investasi, karena menurunnya jumlah tabungan masyarakat.
3. Pengangguran
menyebabkan turunnya Produk Domestik Bruto (PDB), sehingga pendapatan nasional
pun akan mengalami penurunan.
Seseorang yang
mengalami masa menganggur apapun sebabnya tentunya secara psikologis akan
bermasalah. Dari segi sosial, dampak pengangguran adalah sebagai berikut:
1. Perasaan
minder (rendah diri) bagi diri penganggur,
2. Meningkatnya
angka kriminalitas,
3. Munculnya
pengamen, pengemis, anak jalanan, dan
4. Tingginya
anak-anak yang putus sekolah
VI.
Penyelesaian
Bertitik tolak dari cara berpikir sistem yang intinya adalah salah satu
pendekatan yang diperlukan agar manusia dapat memandang persoalan-persoalan
dunia ini dengan lebih menyeluruh agar pengambilan keputusan dan pilihan aksi
dapat dibuat lebih terarah kepada sumber-sumber persoalan yang akan mengubah
sistem secara efektif maka cara menanggulang pengangguran menurut kami adalah
sebagai berikut:
1. Venn Diagram
Diagram Venn atau diagram set adalah diagram yang menunjukkan semua
kemungkinan hubungan logika dan hipotesis di antara sekelompok
(set/himpunan/grup) benda/objek. Sebagai bagian ilmu matematika, diagram Venn
ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1880 oleh John Venn untuk menunjukkan
hubungan sederhana dalam topik-topik di bidang logika, probabilitas, statistik,
linguistik dan ilmu komputer.
Pada diagram
venn ini apabila kita umpamakan terdapat tiga variabel yakni pemerintah,
masyarakat dan pribadi, maka pemecahan masalah pengangguran di Indonesia tidak
semudah membalikkan telapak tangan. Diperlukan pemikiran kesisteman agar
pengangguran dapat ditangani dengan komprehensip tanpa menimbulkan
dampak-dampak yang merugikan.
Alternatif dari
masalah penanggulangan pengangguran secara lebih komprehensip adalah dengan
berpikir secara kesisteman. Pada dasarnya pengangguran bukanlah disebabkan oleh
sebab tunggal yakni dari diri pribadi penganggur itu sendiri. Ada sebab-sebab
lain yang lebih luas diluar diri si penganggur seperti kondisi lingkungan,
situasi ekonomi dan politik suatu negara dan yang lebih luas adalah situasi
perekonomian global.
Dari segi
pribadi, penyebab mengapa yang bersangkutan menjadi penganggur entah itu suatu
pilihan ataupun keterpaksaan banyak faktor yang menyebabkan. Sebab utama
seorang menjadi penganggur adalah pilih-pilih pekerjaan. Sebab ini menjadi
sebab utama karena pada dasarnya manusia ingin bekerja di tempat yang nyaman,
sesuai hobi dan kesenangan dengan gaji atau penghasilan yang tentu saja besar.
Sebab lain
mengapa sesorang menjadi penganggur adalah yang bersangkutan tidak mempunyai
ketrampilan yang sesuai dan dibutuhkan oleh dunia kerja. Ada kesenjangan antara
harapan dan kenyataan. Seseorang mempunyai harapan menjadi seorang manager
marketing sebuah perusahaan multinasional sementara kenyataan yang bersangkutan
hanya lulusan sekolah menengah yang tidak fasih berbahasa asing.
Dan yang tidak
kalah pentingnya adalah kesalahan mentalitas yang terbentuk sejak awal
bahwasanya setelah tamat sekolah atau kuliah adalah dunia kerja sehingga
sekarang ada program link and match antara dunia pendidikan dan
industri. Tamatan sekolah atau kuliah sudah dipersiapkan untuh menjadi karyawan
perusahaan, tenaga kerja atau lebih sarkas dikatakan buruh atau kuli. Sungguh suatu ironi.
Di sisi
pemerintah, masalah pengangguran adalah suatu masalah yang cukup pelik untuk
dipecahkan. Betapa tidak, tingkat pengangguran yang tinggi menyebabkan negara
bisa mengalami kerawanan-kerawanan sosial yang bisa menyebabkan runtuhnya
pemerintahan yang sah.
Pengangguran
adalah identik dengan kerawanan sosial. Seorang penganggur yang tidak mempunyai
pekerjaan dan tentu saja uang atau penghasilan akan sangat mudah dihasut untuk
melakukan tindakan-tindakan asosial dan bahkan melawan hukum. Keadaan ini dapat
dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk menggulingkan pemerintah yang sah.
Jika hal ini terjadi, negara akan menjadi tidak stabil dan bisa mengarah kepada
kerusuhan sosial yang tentu saja merugikan semua orang.
Penyebab
pengangguran dari sisi negara jika dilihat sebagai sebuah sistem adalah bahwasanya
pengangguran bisa dipandang sebagai pandangan holistik atau menyeluruh. Pada
pandangan ini penyebab pengangguran adalah merupakan akumulasi dari suatu
sebab-sebab lain baik yang berasal dari individu, pemerintah maupun situasi
global. Apabila pengangguran dibiarkan tentunya
akan berdampak negatif terhadap kegiatan ekonomi masyarakat.
Bila tingkat pengangguran tinggi akan menyebabkan tingkat kemakmuran rendah,
bahkan dapat membahayakan stabilitas negara. Beberapa akibat pengangguran di
antaranya:
-
Membebani APBN/D
-
Tingkat pertumbuhan ekonomi rendah
-
Turunnya produk domestik bruto (PDB), sehingga
pendapatan nasional pun akan mengalami penurunan.
-
Menghambat investasi, karena
jumlah tabungan masyarakat ikut menurun.
-
menurunnya daya beli masyarakat,
sehingga akan mengakibatkan kelesuan dalam berusaha.
-
masyarakat tidak dapat memaksimalkan tingkat
kemakmuran yang dicapainy
-
Pajak berkurang
Pengangguran Dari Sisi Masyarakat
-
Keresahan Sosial
-
Ketidak stabilan sosial dan politik
-
Biaya sosial meningkat
-
Gangguan keamanan
Pengangguran
dari Sisi Pribadi
-
Membuat minder
-
Perasaan rendah diri
-
Menghilangkan mata pencaharian
-
Menghilangkan ketrampilan
Dari ketiga variabel yakni pemerintah, masyarakat dan pribadi
apabila dibuat dalam bentuk diagram venn adalah sebagai berikut:
Konklusi Dengan Pendekatan Diagram Venn
Diagram
venn menggambarkan bahwasanya semua kemungkinan hubungan logika dan hipotesis di antara
sekelompok (set/himpunan/grup) benda/objek. Artinya perpaduan dari ketiganya
baik itu dari segi pemerintah, masyarakat ataupun pribadi dalam bingkai global
sebagai masyarakat dunia adalah merupakan jawabannya.
Pemerintah
harus berusaha secara lebih smart dalam mengelola negara agar
pertumbuhan ekonomi baik dalam bingkai politik yang stabil dan secara aktif
berusaha mengubah watak atau sifat masyarakat yang karyawan minded menjadi
entrepreneur minded dengan melalui program-program baik itu pendidikan
kewirausahaan di sekolah dan perguruan tinggi serta secara aktif membantu
usaha-usaha kecil agar dapat tumbuh dan berkembang menjadi usaha yang secara
fundamental kuat. Sebalinya pribadi-pribadi yang merupakan bagian dari
masyarakat harus aktif menuntut ilmu, mengembangkan diri sendiri baik dengan
cara formal maupun non formal.
2. Out of The Box.
Berfikir di luar kotak (Thinking outside the box), yaitu suatu cara
berfikir diluar kebiasaan umumnya, atau berbeda dalam memecahkan suatu
permasalahan atau dalam menghadapi kondisi-kondisi baru.
Menurut beberapa ahli,
ada beberapa hal yang harus kita miliki untuk dapat berpikir Thinking out
side the box diantaranya :
1. Keinginan untuk mengambil ide-ide dan
ekspektasi baru dari hari ke hari, berdasarkan
berkembangan informasi dan kondisi kekinian.
2. Berfokus pada nilai dalam menemukan ide-ide
baru dan bertindak sesuai dengan ide-ide tersebut.
3. Terbuka pada sesuatu yang berbeda dan
melakukan sesuatu dengan cara berbeda.
4. Berusaha menciptakan nilai dengan cara-cara
baru.
5. Menerima segala bentuk informasi yang
berkembang untuk kemudian difilterisasi.
Pada pemecahan masalah pengangguran di Indonesia model ini
terkadang diperlukan walau mungkin saja terlihat ekstrim karena berada di luar
pakem dan mungkin pun terlihat aneh. Pada pemecahan masalah pengangguran model
ini solusi yang ditawarkan adalah perang dengan negara tetangga atau bahkan
perang dunia sehingga banyak orang pada mati sehingga akan timbul tunas-tunas
baru dengan pola pikir yang berbeda. Pada model ini sudah terbukti bahwasanya
jepang dan Jerman serta semua yang terlibat Perang Dunia II menjadi negara yang
sangat maju.
Memang perang akan menimbulkan kerugian yang sangat besar dan
kesedihan yang mendalam bagi yang mengalaminya, tetapi sepertinya inilah
alternatif terakhir dari seleksi alam yang dibuat oleh manusia sendiri. Hanya
manusia-manusia unggullah yang tersisa dalam perang. Manusia-manusia unggul
yang akan membangun kembali kehancuran akibat perang sedangkan yang lemah
semuanya akan musnah.
VII.
Kesimpulan dan Saran
a. Kesimpulan
1. Pada dasarnya masalah pengangguran bukan
hanya masalah yang dihadapi diri pribadi penganggur itu sendiri tetapi itu
adalah merupakan masalah bersama yang harus dihadapi bersama pula.
2. Pengangguran terjadi bisa karena
kesalahan orang pribadi ataupun kesalahan pengelolaan negara bisa juga karena
sebab-sebab lain seperti resesi dunia, bencana alam dan lain-lain.
3. Kesimpulan dari makalah ini tidak terlalu
komprehensif dan terlalu akademis karena masalah pengangguran sebenarnya sangat
luas dan sangat komplek bila ditinjau dari berbagai aspek.
b. Saran
1. Diri penganggur
Sebenarnya Allah
menciptakan dunia ini sangat luas dengan berbagai macam ragam kekayaan alam
yang bisa di olah. Untuk itu kita semua harus menyiapkan diri secara kreatif
masa depan kita karena pengangguran dapat menimpa siapa saja baik karena
sebab-sebab alami maupun buatan.
Kewajiban belajar
mulai dari buian hingga liang kubur adalah perintah Allah Swt yang tidak bisa
ditawar-tawar lagi. Belajar bukan hanya berasal dari lembaga pendidikan formal
dan non formal, juga belajar langsung dari masyarakat dan alam sekitar.
Apabila kita
mempunyai kemampuan untuk belajar di lembaga formal apalagi di daerah lain itu
lebih baik karena lembaga formal mengajarkan ilmu secara terstruktur dan
apabila berada di daerah lain kita akan mempunyai relasi yang banyak dan
beragam. Bukankan Islam mengajarkan kita untuk ber hijrah.
2. Masyarakat
Masyarakat pada
dasarnya adalah merupakan kumpulan individu-individu yang tinggal di suatu
daerah atau kawasan yang sama. Tinggal dalam suatu lingkungan komunal tentunya
mempunyai banyak keuntungan daripada tinggal sendiri di hutan karena sebenarnya
manusia adalah makhluk sosial yang suka bergaul dan bersosialisasi dengan
sesamanya.
Apabila lingkungan
banyak penganggur maka otomatis akan terjadi ketidak seimbangan sistem sosial,
akibatnya masyarakat akan menjadi resah. Keresahan ini sudah seharusnya di manage
agar dampaksosial tidak menjadi makin meluas. Untuk itu masyarakat juga
dituntut untuk kreatif memanfaatkan sumber daya alam, sumber daya manusia dipadukan
dengan sumber daya modal yang ada untuk menciptakan peluang-peluang kreatif
mengatasi masalah pengangguran.
Salahsatu masyarakat
yang mempunyai peran dalam hal ini adalah dunia pendidikan. Dunia pendidikan
baik yang formal maupun non formal harus berjibaku bahu membahu menyadarkan
masyarakat akan pentingnya jiwa kewirausahaan (entrepreneur). Pendidikan
harus menyisipkan mata pelajaran atau kuliah kewirausahaan yang diajarkan oleh
praktisi-praktisi kewirausahaan agar masyarakat terbuka matanya bahwasanya ada
dunia lain selainbekerja menjadi pegawai negeri maupun menjadi pegawai di
tempat usaha orang lain. Boleh bekerja di usaha tempat orang lain dalam rangka
magang mencari pengalaman sebelum terjun membuka sendiri usaha.
3. Negara
Secara akademis negara
adalah suatu wilayah di permukaan bumi yang
kekuasaannya baik politik, militer, ekonomi, sosial maupun budayanya diatur
oleh pemerintahan yang berada di wilayah tersebut. Negara juga merupakan suatu
wilayah yang memiliki suatu sistem atau aturan yang berlaku bagi semua individu
di wilayah tersebut, dan berdiri secara independent. Ini artinya sebenarnya
negara sangat berperan dalam menciptakan atau mengurangi pengangguran.
Apabila negara
dikelola dengan baik tentu saja akan makmur dan kuat negara tersebut.
Sebaliknya apabila terjadi kesalahan kebijakan akan menyebabkan bertambahnya
jumlah pengangguran yang bisa berdampak ketidak stabilan politik.
Untuk itu negara
perlu mengeluarkan aturan-aturan yang bisa melindungi rakyatnya dengan
kebijakan-kebijakan untuk mempermudah dunia usaha dan permodalan tanpa
mengabaikan keamanan dan ketentraman.
Apabila keadaan
semakin tidak terkendali karena pengangguran yang sangat banyak, kriminalitas
yang sangat banyak memang tidak ada salahnya diperimbangkan pemikiran out of
the box berupa seleksi alam dengan jalan rekayasa politis agar orang-orang
yang tidak kompeten, perusuh, perusak dan lemah menjadi hilang digantikan hanya
oleh orang-orang yang cerdas dan mampu survive mengelola dunia dengan
baik.
Kiranya jalan
terakhir out of the box ini tidak akan pernah digunakan di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
1. Arsyad, Lincoln. Ekonomi Pembangunan.
Yogyakarta: UPPSTIM YKPN, 2010.
2. Rahardja, Pratama dan Mandala Manurung.
Pengantar Ilmu Ekonomi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia, 2008.
3. http://id.wikipedia.org/wiki/Negara (di
akses, 21 Maret 2015).
4.http://nasional.kontan.co.id/news/724-juta-orang-indonesia-adalah-pengangguran) (di akses, 7 Maret 2015).
5. (http://www.merdeka.com/dunia/sarjana-indonesia-terbanyak-kelima-di-dunia.html)
(di akses, 7 Maret 2015).
6. (http://www.tribunnews.com/nasional/2013/11/03/muhaimin-iskandar-600-ribu-sarjana-di-indonesia-jadi-pengangguran) (di
akses, 7 Maret 2015).
Komentar
Posting Komentar