Langsung ke konten utama

Biografi Brigjen Yushadi

 Menembus Batas



Menembus Batas

 

K

ata orang untuk masuk menjadi seorang tentara, apalagi mengenyam pendidikan sebagai taruna di Akademi Militer (AKMIL), sekolahnya calon jenderal pasti akan berat karena selain diperlukan fisik yang kuat, otak yang cerdas dan yang tidak kalah penting adalah koneksi. Alasan pertama dan kedua bisa jadi ya, tetapi untuk alasan ketiga, diperlukan koneksi itu adalah batasan yang dibuat oleh seseorang untuk menggapai mimpi. Ketika batasan tersebut dibuat maka seseorang tidak akan mampu untuk melaluinya dan orang tersebut akan patah sebelum sempat untuk meraihnya.

Seorang perwira militer selain harus mempunyai fisik yang kuat dan pikiran yang cerdas juga harus cerdik untuk menembus batas sekat-sekat yang membelenggu. Mitos – mitos yang tidak berdasar sesungguhnya adalah karangan orang-orang gagal yang mencari pembenaran.

Contoh nyata menembus batas yang aku alami adalah ada pada diriku sendiri. Aku, anak orang tidak berpunya terbukti telah mampu menembus batas melewati semua rintangan yang tidak ringan dan berhasil memperoleh bintang. Dunia militer, simbol bintang di pundak adalah impian sekaligus harapan yang tidak semua prajurit bisa untuk meraihnya. Hanya sedikit dari sekian banyak prajurit yang akan mampu untuk mendapatkannya.

Bintang sebenarnya bukanlah apa-apa tetapi itu adalah simbol dari perjuangan seorang prajurit dalam menembus batas. Bintang juga merupakan simbol tanggung jawab yang tak kan pernah usai bagi bangsa dan negara selama hayat dikandung badan.

Perjuangan kisah mendapatkan bintang bagiku adalah merupakan kebanggaan sekaligus inspirasi bagi semua saja generasi muda yang berminat berkarir di dunia militer khususnya yang ingin mendaftar sebagai taruna di Akademi Militer (Akmil). Bahwa mendaftar menjadi taruna di Akmil intinya harus mempunyai tekad yang kuat tidak pernah kenal menyerah. Jangan pernah berpikir bahwa untuk masuk sekolah calon jenderal selalu berpikir koneksi dan manipulasi.

Berikut secuil kisah perjalananku menembus batas untuk bisa menjadi taruna di AKABRI semoga bisa menjadi inspirasi dan menggugah semangat para pemuda dalam meraih cita – cita. Aku yakin masih banyak kisah – kisah lain yang lebih menarik, lebih dramatik dari rekan senior maupun yuniorku yang berhasil masuk menjadi taruna dan juga berhasil mendapatkan bintang hingga level yang tertinggi.

Kisah berawal ketika aku menamatkan SMA pada tahun 1982. Hanya berasal dari sebuah sekolah di desa kecil di ujung Pulau Jawa yang bernama SMA Swasta VIP di Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember. Belakangan ketika aku lulus, sekolah tersebut akhirnya dinegerikan menjadi SMA Negeri 1 Ambulu.

Setamat dari SMA Negeri 1 Ambulu aku berkeinginan menjadi seorang Patriot Bangsa dengan mendaftar menjadi Taruna AKABRI. Pada waktu itu ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia) masih terdiri dari tiga angkatan yakni Angkatan Darat (AD), Angkatan Laut (AL), Angkatan Udara (AU) dan Kepolisian. Pasca reformasi di Indonesia akhirnya Kepolisian dipisahkan dari militer sehingga AKABRI diubah menjadi Akademi Militer (AKMIL) yang terdiri dari Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara. Kepolisian dipisah dan pendidikannya dipusatkan di Akademi Kepolisian (AKPOL) yang berada di Semarang.

Alkisah pada saat mengurus surat kelakuan baik (SKBB) di Polsek, aku ketemu seorang motivator. Seorang anggota militer yang berpangkat Kopral. Bapak tersebut kebetulan sedang ada acara silaturahmi di Polsek tersebut.

"Dik mau daftar apa?” tanya Sang Motivator yang juga seorang anggola ABRI.

“Mau daftar AKABRI Pak,” jawabku mantab.

Lantas beliau bertanya lagi, “Ada becking nya gak?”

Kembali aku jawab dengan tegas, “Ada! Allah Subhanahu wa ta’ala. "

Bapak motivator tersebut mengangguk – angguk tanda setuju.

Masalah becking atau apapun namanya dalam konotasi negatif sepertinya sudah menjadi suatu hal yang lumrah di masyarakat. Masalah siapa backingnya dan pertanyaan bayar berapa? Adalah pertanyaan lumrah di masyarakat.

Aku tegaskan disini bahwasanya backing tertinggi yang harus kita gunakan adalah Allah SWT dengan cara berdoa memohon kepada Nya setelah melakukan upaya lahir berupa belajar yang rajin disertai latihan dan menjaga kesehatan sebelum tes. Dan inilah tiket menembus batas untuk bisa lolos menjadi taruna di AKMIL.


Keterangan:

Ini adalah beberapa halaman dari biografi Brigjen Yushadi. 

Untuk reservasi dan pemesanan penulisan biografi: 0851 6119 6622



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisis Jalur (Path Analysis)

Analisis Jalur (Path Analysis) A.      Pengertian Analisis Jalur (path analysis) adalah suatu metode penelitian yang pertama kali dikembangkan oleh seorang ahli genetika yaitu Sewall Wright (Joreskog & Sorbom, 1996; Johnson & Wichern, 1992 dalam Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro, 2013:1). Analisis jalur adalah suatu bentuk terapan dari analisis multi regresi (Fraenkel dan Wallen, 1992 dalam Nidjo Sandjojo, 2011:11-12) menyatakan bahwa analisis jalur digunakan untuk menguji kemungkinan dari suatu hubungan sebab akibat   diantara tiga variabel atau lebih. Dengan demikian, analisis jalur pada dasarnya adalah sarana untuk menganalisis hubungan kausal antar variabel guna mengetahui baik pengaruh langsung maupun pengaruh tidak langsung diantara variabel bebas (independent variable) terhadap variabel terikat (dependent variable) . Dalam penelitian ilmu sosial, ekonomi, bisnis, pendidikan dan lainnya, pengaruh terhadap suatu variabel tidak selamanya didominasi oleh satu va

Etika Profesi Sistem Informasi

ARTIKEL ETIKA PROFESI SISTEM INFORMASI 1201095 WIRA LUCIANA 1201174 IVO YAYAN MARIAYAN 1201224 HERLINA             PROGRAM STUDI SISTIM INFORMASI SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER(STMIK) NURDIN HAMZAH    TAHUN 2015 ETIKA DALAM SISTEM INFORMASI P erkembangan   teknologi komputer sebagai sarana informasi memberikan banya keuntungan. Salah satu manfaatnya adalah bahwa informasi dapat dengan segera diperoleh dan pengambilan keputusan dapat dengan cepat dilakukan secara lebih akurat, tepat dan berkualitas. Namun, di sisi lain, perkembangan teknologi informasi, khususnya komputer menimbulkan masalah baru. Bahwa banyak sekarang penggunaan komputer sudah di luar etika penggunaannya, misalnya: dengan pemanfaatan teknologi komputer, dengan mudah seseorang dapat mengakses data dan informasi dengan cara yang tidak sah. Adapula yang memanfaatkan teknologi komputer ini untuk

PERSPEKTIF ILMU, SENI, DAN AGAMA DALAM KHAZANAH ILMU PENGETAHUAN, BUDAYA, DAN PERADABAN

PERSPEKTIF ILMU, SENI, DAN AGAMA DALAM KHAZANAH ILMU PENGETAHUAN, BUDAYA, DAN PERADABAN A.    PENDAHULUAN Saat ini kemajuan ilmu dan pengetahuan sedemikian pesatnya. Banyak fenomena aneh di masa lalu kini adalah merupakan kejadian biasa dan bisa dijelaskan secara nalar ilmiah. Sebagai contoh misalnya telefon yang bisa menghubungkan antarasatu orang dengan orang lain di benua yang berbeda, radio, televisi, internet yang bisa membawa kabar berita pada waktu yang bersamaan sampai pesawat terbang yang bisa menerbangkan manusia hingga ke luar angkasa dan lain sebagainya. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tentu saja membawa dampak baik yang positif maupun negatif. Kemajuan itu juga tentunya seakan memberi definisi lain hubungan antara ilmu pengetahuan dengan agama, budaya dan peradaban. Agama sebagai wahyu yang berasal dari Tuhan pada hakekatnya adalah sumber dari kebenaran dan ilmu pengetahuan tidak mungkin salah. Budaya dan peradaban yang merupakan hasil akal budi manusi