Perbedaan
dan Persamaan Antara Sabun dan Deterjen
Dalam kehidupan sehari-hari kita mungkin menyamakan
antara sabun dan deterjen. Walaupun berbeda sebenarnya fungsi keduanya hampir
mirip yaitu melepaskan kotoran. Sabun biasanya terbuat dari bahan-bahan alami
sedangkan deterjen biasanya terbuat dari bahan sintetis hasil dari turunan
minyak bumi. Sabun lebih dahulu hadir dalam bidang bersih-bersih sedangkan
deterjen adalah sesudahnya ketika ilmu dan teknologi maju berkembang dan
memerlukan bahan alternatif sehubungan dengan semakin komplek dan beragamnya bahan
yang akan dibersihkan.
Dalam bahasan ini kita secara spesifik akan membahas
deterjen sebagai bahasan utama dan sedikit membicarakan sabun karena dalam
industri laundry deterjen adalah merupakan bahan utama dan hampir semua linen
yang dicuci bisa dibersihkan dengan deterjen. Tetapi kita memerlukan membahas
sabun karena sifat sabun yang sangat lembut sehingga berguna untuk membersihkan
bahan-bahan alami kain yang akan dicuci dan batik.
Deterjen
Setiap kita umumnya mengenal dan pernah menggunakan
deterjen. Deterjen yang dimaksud disini
selain bisa digunakan untuk mencuci juga termasuk shampoo rambut,
shampoo mobil, pencuci piring dan tangan, pembersih lantai pembersih porselen
dan lain-lain.
Deterjen adalah salah-satu unsur utama dan berperan
sangat penting dalam industri laundry disamping unsur-unsur lainnya. Deterjen
berguna untuk melepaskan kotoran yang melekat pada linen (kain) dan dengan
bantuan pelarut (air), mekanis (gosokan, pukulan, bantingan, sikat/ brush)
maupun suhu (panas) sehingga cucian menjadi bersih.
Dibandingkan dengan sabun, deterjen mempunyai
keunggulan dalam hal daya bersih yang lebih baik serta tidak terpengaruh oleh
kesadahan air. Di pasaran, deterjen yang dijual pada umumnya mengandung
bahan-bahan yang bernama surfaktan,
builder, additives dan filler.
Secara kimiawai surfaktan
adalah merupakan zat aktif yang mempunyai dua ujung yang berbeda yakni hydrophyle (suka air) dan hydrophobe (suka lemak) gunanya
menurunkan tegangan permukaan air sehingga dapat melepaskan kotoran yang
menempel pada permukaan bahan. Secara awam apabila ujung hydrophobe menempel pada kotoran biasanya berupa minyak atau lemak
dan hydropyle yang suka air di sisi
lainnya dengan dibantu mekanis seperti kucekan, bantingan dan sebagainya maka
kotoran akan terlepas dan cucian menjadi bersih.
Builder
(pembentuk) berfungsi untuk
meningkatkan efesiensi pencucian dengan cara menonaktifkan mineral penyebab
kesadahan air. Builder yang banyak
digunakan dalam pembuatan deterjen biasanya adalah phosphate dalam bentuk Sodium
Tri Poly Phospate (STTP) dimana
kita tahu bahwa phospate adalah bahan
dasar dari pembuatan pupuk. Kandungan phospate
yang terlalu banyak dapat menyebabkan pengayaan unsur hara (eutrofikasi) yang
berlebihan di badan air sehingga badan
air kekuranga oksigen akibat dari pertumbuhan ganggang (alga) yang berlebihan yang menjadi makanan bakteri.
Selanjutnya dengan pertumbuhan ganggang menyebabkan populasi bakteri meningkat
dan menggunakan oksigen yang terlarut di dalam air sehingga kekurangan oksigen
yang terlarut di dalam air akan membahayakan kehidupan makhluk air di
sekitarnya.
Sedangkan additives
(bahan tambahan) biasanya tidak mempunyai kontribusi terhadap daya bersih
tetapi digunakan agar tampilan deterjen menjadi lebih menarik seperti
penambahan pewarna dan parfum sebagai pengharum dan mempunyai ciri khas produk
juga bisa dengan penambahan pemutih untuk menjernihkan warna putih dan juga
pelembut agar kain yang habis dicuci menjadi lembut tidak tegang.
Pada deterjen yang dijual secara komersial untuk
kebutuhan konsumsi rumah tangga, deterjen yang dijual di pasaran ditambah
dengan filler (pengisi) agar secara
kuantitas bisa nampak lebih banyak sehingga meningkatkan harga jual. Deterjen
yang dijual secara komersial biasanya juga mempunyai banyak busa padahal busa itu
sendiri tidak ada pengaruhnya dengan daya bersih, justru mencemari lingkungan
dengan menghambat kontak antara udara dengan air sehingga menurunkan oksigen
terlarut sehingga organisme yang hidup di air menjadi kekurangan oksigen dan
menyebabkan kematian.
Sabun
Sabun dalam industri laundry moderen biasanya sangat jarang digunakan karena hampir
semua sifat yang ada pada sabun sudah terdapat pada deterjen di samping
kelebihan dari deterjen dari sisi harga yang lebih murah dan daya bersih yang
lebih luas. Tetapi ada satu hal yang tidak bisa disaingi deterjan, bahwasanya
sabun terbuat dari bahan-bahan alami yang ramah lingkungan.
Dalam buku ini saya tetap merekomendasikan anda
menggunakan bahan cuci berupa sabun untuk mencuci bahan-bahan kain tradisional
dan bahan alami terbuat dari serat tumbuhan serta kain batik.
Sabun yang tersedia di pasaran biasanya berbentuk
batangan, tetapi sabun tersebut biasanya tidak murni alami karena masih ada
campuran bahan kimia lainnya. Untuk sabun alami yang saya rekomendasikan adalah
buah klerak atau lerak (sapindus rarak da
candole) yang biasa digunakan untuk mencuci kain tradisional batik.
Komentar
Posting Komentar