Matikan Televisi
Oleh : Wahyu Dewanto
Anda tentu berfikir apa hubungannya menjadi seorang pengusaha dengan mematikan televisi. Bukankah dengan adanya televisi kita bisa mengetahui dan melihat langsung suatu peristiwa di ujung dunia bahkan dengan waktu bersamaan? Benar tetapi juga salah, kenapa? Memang benar televisi bisa memberitahu kita suatu kejadian real time di suatu tempat, tetapi sebenarnya televisi adalah salah satu dari banyak media massa yang ada saat ini. Kenyataannya waktu kita melihat tayangan televisi banyak sekali acara-acara hiburan yang sebenarnya tidak perlu dan bahkan merusak mental kita.
Sinetron-sinetron picisan yang ada dalam negeri dongeng jelas akan mempengaruhi jiwa kita. Betapa tidak, laki-laki ganteng dan perempuan cantik kerjanya hanya mengumbar nafsu baik nafsu kekuasaan dunia, angkara murka, klenik dan perselingkuhan. Sangat jarang sekarang ini berisi sinetron yang mendidik karena bisa dipastikan tidak akan ditonton pemirsa yang sudah kehilangan akal sehatnya dan akhirnya sponsor tidak akan mau membiayai sinetron yang bertema pendidikan.
Berita di televisi, sekarang ini yang ada adalah berita-berita kriminal yang membuat kita ketakutan, berita-berita politik yang saling menjelekkan dan menjatuhkan lawan politik. Ini terjadi karena definisi berita yang menarik adalah, “Anjing menggigit orang itu biasa, tetapi kalau orang mengigit anjing itu baru berita.” Itulah definisi berita yang diajarkan oleh sekolah-sekolah jurnalistik diawal seseorang mulai berkarier sebagai wartawan.
Iklan adalah sumber utama pembiayaan media massa tidak terkecuali televisi. Biaya iklan di televisi adalah per detik. Setiap detik dari penayangan iklan di televisi adalah sangat berharga, oleh karena itu perusahaan periklanan akan berusaha semaksimal mungkin menyenangkan kliennya untuk membuat iklan semenarik dan seatraktif mungkin agar pemirsa televisi selalu ingat produk yang ditawarkan dan mempengaruhi jiwa untuk membeli dan mengkonsumsi walaupun mungkin tidak diperlukan.
Lalu anda akan bertanya, apa hubunganya dengan wirausahawan? Setelah kita melihat pengaruh dari televisi diatas, maka jelas kita akan terpengaruh. Pikiran kita menjadi tidak rasional lagi, kita akan dipaksa, dihipnotis, untuk terus menerus menonton televisi. Mengikuti terus berita-berita kriminal yang sebenarnya tidak terlalu berguna, menonton drama picisan yang membuat kita berkhayal dan bernafsu untuk membeli produk produk yang diiklankan walaupun mungkin kita tidak butuhkan. Lha waktu membuka usahanya kapan?
Kalau kita keseringan melihat tayangan televisi, kita akan menjadi malas dalam arti sebenarnya. Malas beranjak dari depan layar kaca, malas mandi dan gosok gigi akhirnya pikiran menjadi buntu karena malas berpikir dan menghayal menjadi pemeran utama di sinetron-sinetron bahkan bisa takut keluar karena takut dijahati orang seperti berita berita kriminal.
Seorang pengusaha seharusnya jeli melihat ini, bukankah lebih baik memikirkan bagaimana caranya membuat sinetron yang edukatif tapi tetap menarik minat pengiklan untuk tetap memasang iklan. Seorang pengusaha tidak hanya mencari untung untuk diri sendiri, lebih dari itu juga bermanfaat untuk sekitarnya. Tidak ada gunanya kita hidup mewah kalau sekitar anda paranoid dan serba kekurangan sehingga kemewahan yang anda dapat hanya membawa perasaan waswas karena takut dirampok oleh lingkungan anda sendiri, misalnya.
Kata kunci : Matikan televisi, pengusaha bermanfaat untuk lingkungan
Komentar
Posting Komentar