Kebiasaan Orang Sukses
Kesempatan tidak pernah datang dua kali, kata orang bijak, tetapi kesempatan lain itu akan selalu ada dan datang dalam bentuk dan format yang berbeda. Kesempatan berhubungan dengan kecepatan pola pikir kita untuk mengambil atau membiarkan peluang itu pergi begitu saja. Sesulit apapun keadaan, bagi orang yang terlatih akan bisa menangkap peluang, tetapi semudah apapun keadaan bagi yang tidak terlatih akan membiarkan peluang itu pergi begitu saja. Orang yang pandai memanfaatkan peluang biasanya selalu berpikir positif, tetapi yang kurang pandai memanfaatkan peluang biasanya selalu berpikir negatif.
Kalau kita coba amati kebiasaan orang-orang yang sukses dan mencapai puncak karier dari berbagai profesi, akan kita lihat suatu persamaan secara garis besar. Mereka adalah sama-sama mempunyai pribadi tangguh yang dapat memanfaatkan setiap peluang, mampu menyelesaikan berbagai hal sampai benar-benar beres dan tuntas.
Pribadi tangguh berhubungan dengan daya tahan, tidak surut oleh ancaman, berjiwa pemimpin yang bisa mengayomi orang lain dan selalu menjadi yang terdepan dalam kondisi senang maupun susah. Inilah pemimpin sejati yang bukan hanya mencari kesenangan diatas penderitaan orang, terdepan kalau ada keuntungan tetapi mundur kebelakang bahkan bersembunyi ketika ada kesusahan dan kerugian.
Memang tidak ada yang sempurna di dunia ini, tetapi justru dengan ketidak sempurnaan ada suatu peluang untuk selalu berubah, dan dengan adanya perubahan dunia ini sifatnya dinamis. Ada saat perubahan ke arah positif ada juga yang ke arah negatif. Tapi anda sebagai seorang yang ingin sukses harus tetap menjaga kestabilan ke arah yang positif.
Pribadi tangguh juga berhubungan dengan kepandaian memanfaatkan setiap peluang, dalam arti sekecil apapun celah bisa dibuat untuk melakukan suatu terobosan. Untuk hal ini diperlukan kejelian dan kecepatan berpikir. Ini semua hanya bisa terjadi kalau otak digunakan secara maksimal dan terlatih. Cara melatih dan menggunakan otak tidak ada jalan lain selain belajar. Anda jangan hanya melihat belajar dari pendidikan formal, tetapi lebih luas dari itu proses belajar bisa terjadi kapan saja dan dimana saja. Kita bisa belajar melalui alam, belajar dari pengalaman orang lain baik keberhasilan maupun kegagalan, ikut seminar seminar, membaca buku, menonton televisi, mendengar radio dan lain-lain.
Maka, kalau anda ingin menjadi wirausahawan tangguh selalu luangkan waktu untuk belajar dari siapa saja. Sisihkan sebagian keuntungan yang didapat untuk investasi ilmu dengan cara membeli buku, mengikuti seminar-seminar, bahkan sekolah yang setinggi-tingginya kalau memungkinkan. Dalam seminar dan mengikuti pendidikan memungkinkan kita berinteraksi dengan kawan-kawan baru yang mempunyai semangat sehingga terbuka gagasan dan spirit baru untuk terus maju.
Dan kebiasaan orang sukses yang ketiga adalah mampu menyelesaikan berbagai hal sampai benar-benar beres dan tuntas. Pada fase ini kesabaran adalah sangat mutlak diperlukan karena tidak ada yang namaya kesuksesan diperoleh dengan cara instan. Semua butuh waktu, pengorbanan dan biaya.
Kesuksesan yang instan juga akan menghasilkan kehancuran yang instan. Coba anda amati, orang-orang yang sukses secara instan mereka juga akan tenggelam dengan cara instan. Penjudi yang kaya raya dari hasil judi juga akan segera miskin dengan hitungan waktu yang tidak begitu lama. Artis-artis yang ngetop secara instan juga akan tenggelam secara instan pula, karena apa? Ini disebabkan mereka tidak pernah belajar atau lupa belajar bahwa kehidupan itu dinamis dan selalu berubah. Disaat pada puncak ketenaran instan, sang artis tidak punya kesempatan untuk belajar padahal kita pernah belajar daur hidup produk, disaat berada pada fase penurunan tidak ada kesempatan untuk mengantisipasi.
Inti utama dari cerita diatas adalah sesuatu yang instan tidak mempunyai akar pondasi yang kuat. Dalam daur hidup produk sesuatu ang instan tidak mengalami fase pertama langsung melompat ke fase puncak, padahal setelah dipuncak pasti mau tidak mau, suka atau tidak suka siapapun dia mesti harus turun. Bagaimana bisa turut kalau tidak pernah tahu proses mendaki dan bahkan tidak mempunyai alat serta pengalaman mendaki.
Kata Kunci : Berpikir positif, memanfaatkan peluang, luangkan waktu untuk belajar, menyelesaikan masalah sampai benar-benar tuntas.
Komentar
Posting Komentar