Kompetensi dan Koneksi; Menunggu
Kiprah Walikota Baru
Oleh : H. Wahyu Dewanto
(Dimuat Harian jambi Ekspres, 12 Agustus 2013)
Syukur kepada
Tuhan, kota Jambi telah berhasil melaksanakan pemilihan umum kepala daerah (pemilukada) yang memilih
Walikota dan Wakil Walikota periode lima tahun mendatang (2013 – 2017) dengan
tenang tanpa adanya sengketa yang dibawa sampai ke Mahkamah Konstitusi. Apabila
tidak ada aral melintang, pelantikan walikota dan wakil walikota baru nanti
akan dilaksanakan pada tanggal 4 November 2013 mendatang. Riak-riak kecil ekses
dari demokrasi tentu saja ada walaupun akhirnya semua kandidat mengakui
kemenangan pasangan Fasya dan Abdullah Sani.
Kemenangan dalam
pemilukada dan menjadi seorang walikota bukanlah suatu hadiah besar yang dapat
dirayakan dengan melakukan pesta pora. Ada suatu konsekwensi moral yang harus
diemban dan ada janji kepada konstituen yang harus ditunaikan. Suatu pekerjaan
berat ibaratkan meniti jembatan rapuh untuk menyeberangi sungai yang penuh
dengan buaya. Di satu sisi ada janji kepada tim sukses dan janji kepada
konstituen di sisi lainnya. Tim sukses pasti berharap akan mendapatkan imbalan
baik berupa materi, kemudahan atau berupa jabatan yang tentunya lebih baik.
Konstituen yang menjadi pemilih pasti juga berharap akan mendapat pemimpin yang
dapat mengayomi dan tentu saja membangun kotanya menjadi lebih baik. Dua sisi
mata uang yang mungkin bertolak belakang tetapi bukan mustahil untuk dapat
meyatukannya, karena kunci utamanya adalah kompetensi dan koneksi.
Kompetensi merupakan
unsur pertama yang sangat penting, merupakan kata dasar dari kompeten (competence) yang artinya mampu adalah
kunci utama dalam pemilihan kabinet yang akan dibentuk untuk merealisasikan
visi dan missi yang telah dijanjikan kepada warga kota ketika kampanye. Artinya
walikota yang baru nanti dalam menyusun pembantu-pembantunya haruslah
menempatkan orang-orang yang tepat dengan pendidikan dan pengalaman yang
relevan tanpa memandang apakah dia (dulu) kawan atau lawan. Jangan takut
mengangkat lawan politik yang kompeten karena pada dasarnya dalam politik tidak
ada kawan yang abadi, tidak ada lawan yang abadi karena yang ada adalah
kepentingan yang abadi.
Banyak sebab yang
menjadikan sesorang bisa menjadi kawan atau lawan kita. Sebab tersebut kalau
dipilah bisa jadi karena ambisi pribadi, tuntutan maupun keterpaksaan. Memang
tidak mudah untuk mengetahui dimana posisi seseorang dalam hal tersebut.
Tetapi, jangan pernah takut untuk memutuskan karena manusia tidak akan pernah
tahu apa yang akan terjadi di esok hari. Artinya walikota yang baru harus
mencari pembantu-pembantu yang benar benar kompeten di pendidikan dan bidangnya
tanpa memandang kawan lawan apalagi unsur SARA.
Apabila walikota
yang baru nanti sudah menetapkan kabinetnya yang benar-benar kompeten, beri
mereka kesempatan berkreasi dengan luas jangan main cucuk cabut sesuai dengan
kondisi hati pribadi apalagi dihubungkan dengan politik balas jasa karena
menjadi tim sukses. Ketika mereka diberi kesempatan berkreasi dengan luas dan
waktu yang cukup tanpa mengabaikan fungsi pengawasan, bisa diharapkan akan
timbul suatu ketenangan dalam bekerja dan berkreasi di bidangnya untuk membuat
hal-hal baik yang tentu saja bisa dikenang untuk anak cucu. Sebaliknya apabila
terlalu banyak pengekangan dan sedikitnya waktu yang diberikan, bisa dipastikan
akan timbul suatu niat buruk dalam jabatan yang diemban.
Sejarah telah
mencatat, pemerintahan kolonial Belanda walaupun tidak banyak membangun tetapi
bangunan-bangunan fisik yang dibuatnya telah bertahan sampai ratusan tahun
karena mereka berprinsip akan menjajah Indonesia sampai waktu yang tidak
ditentukan. Ini bisa kita lihat dari masih berfungsi dengan baik peninggalan
Belanda mulai dari benteng,bangunan gedung, jalan, jembatan, rel kereta api dan
lain-lain dan beberapa masih bisa dinikmati hingga saat ini. Sebaliknya berapa
banyak jalan yang baru dibangun era setelah kemerdekaan 1945 yang rusak,
jembatan yang runtuh bahkan ada yang rubuh sebelum diresmikan atau gedung
publik yang rata diguncang gempa skala kecil dan lain-lain. Ini semua juga bisa
terjadi karena mereka merasa akan berkuasa dalam waktu yang singkat sehingga
memanfaatkan waktu yang tidak seberapa untuk mengembalikan investasi yang telah
dikeluarkannya untuk menduduki jabatan.
Unsur kedua yang
tidak kalah penting setelah kompetensi dalam memilih kabinet adalah koneksi
yang berarti hubungan yang dapat memudahkan (melancarkan) segala urusan
(kegiatan). Ini mengandung arti bahwa walikota baru nantinya dalam memilih
kabinetnya bisa dipastikan berdasarkan koneksi yang tentunya untuk memudahkan
(melancarkan) segala urusan (kegiatan) dalam melaksanakan visi dan misi nya
seperti yang dijanjikan dalam kampanye. Adalah wajar seorang pemimpin mencari
pembantu-pembantunya dengan orang yang diharapkan bisa bekerjasama tentunya dalam
hal kebaikan.
Unsur ini
(koneksi) bila Pak Walikota dan wakil yang baru kita, SY Fasha dan Abdullah
Sani, bila tidak bijak menyikapinya akan sangat rentan dengan tudingan bahkan
fitnah pihak lawan soal sensitif masalah korupsi – kolusi dan nepotisme (KKN).
Diperlukan sifat kehati-hatian, kebijakan bahkan kenegarawanan untuk dapat
merangkul semua golongan dalam melaksanakan misi suci membangun kota Jambi
karena sama kita tahu bahwa SY Fasha sendiri adalah seorang pengusaha yang
walaupun secara teoritis mengerti
birokrasi tetapi mungkin sangat awam dengan apa yang ada di dalamnya, begitu
juga dengan wakilnya Abdullah Sani dengan latar belakang seorang dosen.
Dalam dunia ini
tidak ada yang tidak mungkin. Semua ada ilmunya dan ilmu bukan hanya diperoleh
dari bangku pendidikan formal, karena ilmu bisa didapat dari pengalaman dan
belajar terus menerus sepanjang hayat. Artinya mempunyai kompetensi tetapi
tidak mempunyai koneksi tidak akan menghasilkan sesuatu yang spektakuler dan
hanya bisa dinikmati diri sendiri, juga punya koneksi untuk menduduki suatu
jabatan tanpa mempunyai kompetensi juga hanya membuat bahan tertawaan, bahkan
cacian atau makian. Tetapi apabila keduanya bergabung bersama, dan tentunya
dengan ridho dan bantuan Yang Maha
Kuasa,
Selamat berjuang
Bung Fasha dan Sani. Warga kota Jambi menanti karya terbaik seperti yang anda
janjikan lewat kampanye. Selamat juga kepada Pak Bambang dan Sum Indra juga
yang telah memimpin kota Jambi dan juga kandidat calon walikota dan wakil
walikota yang lain yang telah dengan besar hati mampu menjaga keamanan dan
ketentraman warga kota sehingga selama masa kampanye hingga pemilihan walikota
dan wakil walikota yang baru dapat berlangsung damai, aman, nyaman dan
tenteram.
(Penulis adalah
wirausahawan, pengajar di Politeknik Jambi dan mahasiswa MM Unbari)
Komentar
Posting Komentar